Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Buaya Mangsa Manusia, Ini yang Perlu Dipahami soal Perilaku Buaya

Kompas.com - 30/11/2020, 11:13 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Menurut Amir, interaksi antara manusia dengan tambaknya dan buaya yang berhabitat di sungai, tentu saja akan berpotensi menimbulkan masalah, dan hal itu sudah disadari oleh warga setempat.

"Buaya itu kan teritorial, apalagi yang jantan. Jadi ya itu memang kalau beraktivitas di sungai, terutama di waktu-waktu tertentu, menjelang malam, adalah waktu buaya sangat aktif berburu," kata Amir.

Baca juga: Diterkam Buaya Usai Panen Bandeng, Anggota Tubuh Pria Ini Belum Ditemukan

Mengetahui perilaku dan teritori buaya

Amir mengatakan, untuk menghindari diserang buaya, perlu pengetahuan tentang perilaku buaya dan juga teritori atau wilayah tempat satwa itu tinggal.

"Hewan itu kan punya insting, untuk survive, untuk makan, dan mempertahankan diri. Mempertahankan diri ketika kita (manusia) memasuki teritori dia," kata Amir.

Dia mengatakan, dalam konteks ekosistem, manusia sebenarnya bukan mangsa buaya.

Mangsa buaya adalah hewan-hewan yang hidup di air atau dekat dengan air, termasuk ikan, kepiting dan lainnya.

"Cuma karena kita memasuki habitat mereka, dan ukuran tubuh kita masuk di ukuran mangsa mereka, ya itu yang menjadi trigger," kata Amir.

Dia mencontohkan, di kawasan lain seperti Afrika yang memiliki buaya sungai Nil atau Australia yang memiliki buaya muara, papan-papan peringatan dipasang di daerah sungai atau badan sungai untuk menandai bahwa kawasan tersebut merupakan teritori buaya.

"Masyarakat sebenarnya sudah paham risikonya, cuma ya jangan sampai lengah. Kemudian kalau kita beraktivitas di alam atau dekat sungai lebih baik bawa anjing sih. Anjing itu instingnya lebih tajam daripada kita, untuk memberi tahu ada predator atau apa," kata Amir.

Baca juga: Cerita Seorang Warga Tewas Diterkam Buaya Saat Cuci Tangan, Jasadnya Ditemukan 18 Jam Kemudian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com