KOMPAS.com - Universitas Oxford, Ingggris melakukan penelitian pengobatan Covid-19 menggunakan obat colchicine. Obat tersebut dikenal juga sebagai obat asam urat.
Colchicine, obat anti-inflamasi, telah ditambahkan ke daftar obat yang sedang diuji sebagai bagian dari uji coba randomised evaluation of covid-19 therapy (Recovery).
Recovery merupakan uji klinis perawatan terbesar di dunia untuk pasien dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Sejauh ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi virus corona.
Walaupun sebelumnya percobaan menemukan steroid deksametason dapat mengurangi risiko kematian di antara orang-orang yang mengalami sakit paling parah.
Selain itu, uji coba yang dijalankan Oxford juga menemukan bahwa hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine), obat antimalaria, tidak efektif memerangi virus corona.
Baca juga: Asam Urat, dari Penyebab, Gejala, hingga Pengobatan
Obat ini menarik untuk dievaluasi dalam percobaan karena dinilai sudah dipahami dengan baik, dinilai terjangkau dan tersedia secara luas.
Peradangan, yang disebabkan oleh sistem kekebalan yang terlalu aktif, menjadi komponen kunci Covid-19 yang parah dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Dampak parah selanjutnya adalah meningkatnya kebutuhan akan ventilator atau alat bantu pernapasan, hingga kematian.
Colchicine memiliki berbagai efek anti-inflamasi yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati asam urat.
Obat ini sangat banyak digunakan untuk mengobati asam urat dan kondisi peradangan lainnya seperti perikarditis.
"Dengan memasukkan colchine dalam uji coba Recovery, kami akan dapat menentukan apakah itu membantu mengatasi konsekuensi terburuk dari Covid-19," ujar Profesor Martin Landray dari Nuffield Department of Population Health University Oxford seperti dikutip dari Reuters, 27 November 2020.
Baca juga: Setelah Vaksin dan Obat Covid-19 Tersedia, Akankah Semua Kembali Normal?
Melansir Reuters, sekitar 2.500 pasien dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Inggris akan diberikan obat asam urat ini.
Dosis awal yang diberikan sebesar 1.000 mikrogram, akan ditindaklanjuti dengan 500 mikogram setiap 12 jam selama sepuluh hari.
Para peneliti berfokus untuk melihat kemungkinan pengobatan asam urat terhadap kematian setelah 28 hari.