Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Oxford Uji Coba Obat Asam Urat untuk Pengobatan Covid-19

Kompas.com - 29/11/2020, 15:14 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Oxford, Ingggris melakukan penelitian pengobatan Covid-19 menggunakan obat colchicine. Obat tersebut dikenal juga sebagai obat asam urat. 

Colchicine, obat anti-inflamasi, telah ditambahkan ke daftar obat yang sedang diuji sebagai bagian dari uji coba randomised evaluation of covid-19 therapy (Recovery). 

Recovery merupakan uji klinis perawatan terbesar di dunia untuk pasien dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Sejauh ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi virus corona.

Walaupun sebelumnya percobaan menemukan steroid deksametason dapat mengurangi risiko kematian di antara orang-orang yang mengalami sakit paling parah.

Selain itu, uji coba yang dijalankan Oxford juga menemukan bahwa hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine), obat antimalaria, tidak efektif memerangi virus corona.

Baca juga: Asam Urat, dari Penyebab, Gejala, hingga Pengobatan

Colchicine

Obat ini menarik untuk dievaluasi dalam percobaan karena dinilai sudah dipahami dengan baik, dinilai terjangkau dan tersedia secara luas.

Peradangan, yang disebabkan oleh sistem kekebalan yang terlalu aktif, menjadi komponen kunci Covid-19 yang parah dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.

Dampak parah selanjutnya adalah meningkatnya kebutuhan akan ventilator atau alat bantu pernapasan, hingga kematian.

Colchicine memiliki berbagai efek anti-inflamasi yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati asam urat.

Obat ini sangat banyak digunakan untuk mengobati asam urat dan kondisi peradangan lainnya seperti perikarditis.

"Dengan memasukkan colchine dalam uji coba Recovery, kami akan dapat menentukan apakah itu membantu mengatasi konsekuensi terburuk dari Covid-19," ujar Profesor Martin Landray dari Nuffield Department of Population Health University Oxford seperti dikutip dari Reuters, 27 November 2020.

Baca juga: Setelah Vaksin dan Obat Covid-19 Tersedia, Akankah Semua Kembali Normal?

Pengujian

Melansir Reuters, sekitar 2.500 pasien dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Inggris akan diberikan obat asam urat ini.

Dosis awal yang diberikan sebesar 1.000 mikrogram, akan ditindaklanjuti dengan 500 mikogram setiap 12 jam selama sepuluh hari.

Para peneliti berfokus untuk melihat kemungkinan pengobatan asam urat terhadap kematian setelah 28 hari.

"Peradangan memainkan peran utama dalam Covid-19. Kami telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan deksametason dapat mengurangi kematian pada pasien infeksi virus corona yang sakit paling parah," kata Landray.

Uji coba Recovery

Uji coba Recovery ini sedang berlangsung di sekitar 176 rumah sakit di Inggris.

Adapun perawatan lain yang tengah diuji menggunakan obat tocilizumab.

Baca juga: Sydney Catat Rekor Alami Malam Terpanas di Bulan November

Sebuah studi menemukan, pasien yang diberi obat ini, 87 persen lebih mungkin untuk melihat gejala yang membaik dalam 28 hari daripada pasien yang tidak diberi obat.

Tocilizumab, yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Swiss Roche, merupakan obat anti-inflamasi yang biasanya diberikan kepada penderita rheumatoid arthritis.

Obat ini bekerja pada pasien virus corona dengan menghentikan badai sitokin, reaksi berlebihan dari sistem kekebalan yang menyebabkan peradangan, berpotensi fatal.

Diharapkan, colchicine akan bekerja dengan cara yang sama dan memungkinkan orang pulih dari serangan penyakit yang parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com