Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Tourette, Gangguan pada Sistem Saraf yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 28/11/2020, 12:13 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

  • Tics motortik melibatkan gerakan seperti, tangan atau kepala menyentak, berkedip, membuat ekspresi, mulut berkedut, dan mengangkat bahu.
  • Tics vokal meliputi menggonggong atau berteriak, membersihkan tenggorokan, batuk, ngorok, mengulangi apa yang orang lain katakan, dan mengendus.

Sebelum terjadi gerakan motorik, pengidap mungkin merasakan sensasi seperti kesemutan atau ketegangan.

Orang tersebut dapat menahan tics untuk sementara waktu, tetapi mungkin tidak dapat menghentikan terjadinya tics.

Selain itu, tics dapat berbeda dalam jenis, frekuensi, dan tingkat keparahan.

Jika seseorang merasa sakit, stress, cemas, lelah, atau bersemangat, maka tics akan memburuk.

Umumnya, tics juga dapat terjadi saat seseorang dengan sindrom Tourette tertidur.

Baca juga: CDC: Tak Hanya Anak-anak, Sindrom Peradangan Covid-19 juga Serang Orang Dewasa

Penyebab sindom Tourette

Tourette dikaitkan dengan beberapa bagian otak. Salah satunya ganglia basal. Bagian ini berfungsi untuk membantu tubuh mengontrol gerakan.

Masalah yang terjadi pada ganglia basal diduga dapat memengaruhi sel saraf dan bahan kimia yang membawa pesan ke otak.

Meski tidak dapat dipastikan penyebabnya sampai saat ini, dokter dan peneliti masih mencari tahu apa yang menyebabkan masalah Tourette pada otak.

Pengobatan

Penderita dengan tics ringan cenderung tidak perlu diobati. Namun, dokter akan meresepkan obat untuk membantu penyembuhan.

Butuh beberapa saat untuk menemukan dosis yang tepat yang membantu mengendalikan tics.

Berikut beberapa obat yang dapat membantu penderita sindrom Tourette:

  • Haloperidol (Haldol), fluphenazine (Prolixin), dan pimozide (Orap), yang bekerja pada dopamin untuk mengendalikan tics.
  • Clonidine (Catapres) dan guanfacine (Tenex, Intuniv)), obat tekanan darah tinggi yang juga dapat mengobati tics.
  • Fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), dan antidepresan lainnya, yang dapat meredakan kecemasan, kesedihan, dan gejala obsesif-kompulsif.

Selama menjalani pengobatan, pasien mungkin dapat mempertimbangkan terapi bicara.

Psikolog atau konselor dapat membantu penderita mempelajari cara menangani masalah sosial yang mungkin disebabkan oleh tics dan gejala lainnya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Sindrom Williams

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com