KOMPAS.com - Platform media sosial berbasis video asal China, TikTok kini tengah menjadi hype di tengah masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Aplikasi yang semula dipandang sebelah mata, hari ini sudah banyak diunduh oleh pengguna smartphone, baik di kalangan usia muda atau dewasa, bahkan tua.
Mereka menikmati beragam tantangan yang ada di dalam aplikasi, seperti menari, lypsinc, dan sebagainya, hingga terkadang tidak menyadari sudah berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan satu video di TikTok.
Baca juga: Viral Joget TikTok di Acara Pernikahan, Ini Ceritanya...
Baru-baru ini, sebuah video berisi pengakuan seorang wanita mengalami sindrom TikTok beredar Twitter.
Salah satunya diunggah oleh akun @MyMeleTOP, pada Sabtu (4/7/2020).
Baca juga: Tergolong Sindrom Langka, Apa Itu Mirror Syndrome?
Aaaa parah gais, adik ni terkena Tiktok Sindrom sebab terlalu kerap berTikTok ???????????????????? bahaya ni! Tag member korang yang kuat berTikTok ???????? #MeleTOP
— MeleTOP (@MyMeleTOP) July 4, 2020
.
.
???? Facebook pic.twitter.com/v88FXy4wk0
Baca juga: Selain Mirror Syndrome, Ini 8 Sindrom Langka yang Bisa Terjadi pada Ibu Hamil
Dalam pengakuannya, wanita itu menyebut dirinya mengalami kesulitan dalam mengontrol diri sendiri dan ketika berbicara kerap diiringi dengan menggerakkan anggota tubuh, misalnya tangan, seolah-olah tengah menari dalam TikTok.
Kompas.com mencoba menanyakan gangguan yang dialami wanita dalam video pada psikiatri dari Klinik Angsamerah, Jakarta, dr Gina Anindyajati SpKJ.
Saat dihubungi Minggu (5/7/2020), Gina mengaku hingga saat ini tidak ada istilah sindrom TikTok dalam dunia medis yang ia geluti dan sejauh ini pihaknya belum menemui permasalahan seperti yang ada di dalam video tersebut.
"Sampai saat ini di praktik kami tidak pernah menemukan kasus dengan gerakan tidak disadari yang terjadi tanpa adanya gangguan medis lain," kata Gina.
Baca juga: Mengenang Marie Fredriksson, Vokalis Roxette Sekaligus Survivor Kanker Otak
Adapun apa yang terjadi di dalam video tersebut, Gina mengaku tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan, karena tidak memeriksa yang bersangkutan secara langsung.
Namun menurutnya, apabila ada seseorang yang hilang kendali atas gerakan tubuh yang tidak bisa dikontrol, maka orang tersebut bisa jadi tengah mengalami beberapa hal.
1. Kejang
Gina menjelaskan kejang terjadi pada seseorang dalam kondisi tidak sadar yang bisa berlangsung selama beberapa menit.
"Kejang terjadi bila ada gangguan sinyal listrik di otak sehingga muncul gerakan involunter. Pemicunya bisa macam-macam. Bila kejang muncul berulang, maka perlu dipertimbangkan kemungkinan epilepsi," jelas Gina.
Baca juga: Mengenal Radang Otak, Penyakit yang Sebabkan Alfin Lestaluhu Meninggal
2. Gangguan otak