Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Insecure" Melihat Unggahan Orang Lain di Media Sosial, Kok Bisa?

Kompas.com - 28/11/2020, 09:34 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona bisa jadi membuat intesitas kita berinteraksi di dunia maya semakin tinggi.

Terbatasnya interaksi fisik dengan teman atau kolega berganti ruang, misalnya melalui media sosial.

Segala hal selalu menghadirkan dua sisi, termasuk media sosial. Ada positif, ada pula negatifnya. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Misalnya, ada yang merasa "insecure" alias muncul perasaan tidak aman, gelisah, ketika melihat unggahan teman saat liburan atau belanja.

Ada pula yang merasa tertekan ketika membandingkan perkembangan sang buah hati dengan orang lain yang seusia, dan sebagainya.

Baca juga: Libur Panjang, Perlukah Sejenak Melupakan Media Sosial?

Sehatkah bagi jiwa dan mental jika merasakan hal-hal seperti ini saat bermedia sosial?

Social comparison

Psikolog dari Personal Growth, Marissa Meditania, menjelaskan, hal-hal seperti disebut di atas dikenal dengan istilah social comparison.

"Ini berarti kita sedang membandingkan diri sendiri dengan orang lain, atau biasa dikenal dengan social comparison. Jika kita sampai iri, berarti ini menjadi tidak baik," kata Marissa, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/11/2020).

Menurut Marissa, jika mengalami hal seperti ini, yang perlu dilakukan adalah fokus pada kelebihan diri, mensyukurinya, dan fokus mengembangkan kekurangan diri.

"Setiap orang itu punya proses dan timing yang berbeda beda dalam mencapai sesuatu," ujar dia.

Jika melihat keberhasilan seseorang yang dibagikan melalui media sosial, misalnya dalam hal pengasuhan anak dan pencapaian lainnya, jadikan sebagai penyemangat dan tetap fokus pada kelebihan yang kita miliki.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Body Shaming yang Sempat Ramai di Media Sosial...

Ketika bermain media sosial membawa dampak negatif, seperti munculnya rasa iri, berarti hal itu menjadi pertanda awal agar kita menjaga jarak dengan sumber pemicunya.

Bagaimana caranya?

Marissa mengatakan, caranya dengan mengurangi penggunaan medsos dan lebih banyak beraktivitas di dunia nyata.

"Kalau perlu mute postingan temannya dulu juga enggak apa-apa sampai merasa lebih tenang," kata Marissa.

Meski demikian, Marissa mengingatkan, social comparison tidak selalu buruk.

Ada kondisi tertentu yang memperbolehkan membandingkan diri.

Dia mengatakan, dalam kondisi apa pun, ketika seseorang membandingkan diri dengan orang lain bisa terjadi 2 pilihan, yaitu minder atau menjadikan hal itu sebagai motivasi.

"Terkadang kita perlu membandingkan diri dengan orang lain untuk memotivasi apa yang kurang dari diri kita agar bisa menjadi lebih baik," ujar Marissa.

Baca juga: Kenapa Kita Suka Menggunakan Media Sosial? Ini Alasan Psikologisnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com