Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sarankan Dokter Tak Gunakan Remdesivir untuk Pasien Covid-19, Kenapa?

Kompas.com - 20/11/2020, 13:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan para dokter di rumah sakit tidak menggunakan remdesivir sebagai obat dalam perawatan pasien Covid-19.

Rekomendasi itu berlaku bagi seluruh pasien virus corona, terlepas dari seberapa parah sakit mereka.

Sebab, WHO tak menemukan bukti penggunaan remdesivir dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan ventilator.

"Tak ada bukti yang menunjukkan bahwa remdesivir meningkatkan hasil yang penting bagi pasien, seperti penurunan mortalitas, kebutuhan ventilasi mekanis, waktu untuk perbaikan klinis, dan lain-lain," kata pedoman WHO dilansir Reuters, Jumat (20/11/2020).

Rekomendasi WHO tersebut merupakan sebuah kemunduran bagi remdesivir yang sempat menarik perhatian sebagai pengobatan efektif untuk Covid-19 setelah klaim hasil pengujian yang menjanjikan.

Pada Oktober 2020, produsen remdesivir, Gilead Sciences, memangkas perkiraan pendapatan 2020 dengan alasan permintaan lebih rendah dan kesulitan dalam memprediksi penjualan obat yang juga dikenal dengan Veklury itu.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Remdesivir

Remdesivir merupakan satu dari dua obat yang saat ini diizinkan untuk perawatan pasien virus corona di lebih dari 50 negara.

Akan tetapi, uji coba besar yang dipimpin WHO bulan lalu menunjukkan antivirus itu memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kematian dan lamanya rawat inap di rumah sakit.

Obat tersebut juga termasuk salah satu obat yang digunakan untuk mengobati Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Trump juga beberapa kali memuji obat itu di awal pandemi, meski tak banyak bukti medis yang mendukung klaimnya itu.

Sementara itu, Gilead pun mempertanyakan hasil temuan WHO tersebut.

"Veklury diakui sebagai standar perawatan untuk perawatan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dalam pedoman dari berbagai organisasi nasional yang kredibel," kata Gilead dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Disebut Tak Efektif oleh WHO, Ini Alasan AS Pilih Remdesivir untuk Obati Covid-19

"Kami kecewa pedoman WHO tampaknya mengabaikan bukti ini pada saat kasus meningkat secara dramatis di seluruh dunia dan dokter mengandalkan Veklury sebagai pengobatan antivirus pertama," tambahnya.

Panel Guideline Development Group (GDG) WHO mengatakan, rekomendasinya didasarkan pada tinjauan bukti yang mencukupi data dari empat uji coba acak internasional.

Uji coba itu melibatkan lebih dari 7.000 pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bakteri Bermutasi di Stasiun Luar Angkasa, Jadi Strain Baru yang Belum Pernah Ada di Bumi

Bakteri Bermutasi di Stasiun Luar Angkasa, Jadi Strain Baru yang Belum Pernah Ada di Bumi

Tren
Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik Peredarannya di Seluruh Dunia

Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditarik Peredarannya di Seluruh Dunia

Tren
Jalan Kaki 45 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 45 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
Jam Buka dan Harga Tiket Animalium BRIN Cibinong 2024

Jam Buka dan Harga Tiket Animalium BRIN Cibinong 2024

Tren
Diduga Cemburu, Suami di Minsel Bacok Istri hingga Tewas

Diduga Cemburu, Suami di Minsel Bacok Istri hingga Tewas

Tren
Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com