Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 19 November: 56 Juta Orang Terinfeksi | Penelitian soal Vaksin Sinovac

Kompas.com - 19/11/2020, 07:47 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com – Penyebaran virus corona masih terjadi di seluruh dunia. Angka kasus di banyak negara juga terus menunjukkan peningkatan.

Berdasarkan data Worldometers, Kamis (19/11/2020), jumlah kasus virus corona di dunia tercatat 56.511.306 kasus.

Dari angka itu, 1.353.567 orang meninggal dunia, dan 39.308.975 orang sembuh.

Berikut 10 negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia: 

  1. Amerika Serikat: 11.844.487 kasus, 255.981 orang meninggal dunia, dan 7.149.272 orang sembuh
  2. India: 8.958.143 kasus, 131.618 orang meninggal dunia, dan 8.381.770 orang sembuh
  3. Brazil: 5.945.849 kasus, 167.455 orang meninggal dunia, dan 5.389.863 orang sembuh
  4. Perancis: 2.065.138 kasus, 46.698 orang meninggal dunia, dan 145.391 orang sembuh
  5. Rusia: 1.991.998 kasus, 34.387 orang meninggal dunia, dan 1.501.083 orang sembuh
  6. Spanyol: 1.542.467 kasus, 42.039 orang meninggal dunia
  7. Inggris: 1.430.341 kasus, 53.274 orang meninggal dunia
  8. Argentina: 1.339.337 kasus, 36.347 orang meninggal dunia, dan 1.156.474 orang sembuh
  9. Italia: 1.272.352 kasus, 47.217 orang meninggal dunia, dan 481.967 orang sembuh
  10. Kolombia: 1.218.003 kasus, 34.563 orang meninggal dunia, dan 1.125.184 orang sembuh

Bagaimana perkembangan penanganan virus corona di dunia? Simak beberapa di antaranya berikut ini!

China

Calon vaksin corona Covid-19 buatan Sinovac Biotech dipamerkan di China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) di Beijing, Minggu (6/9/2020).AFP/NOEL CELIS Calon vaksin corona Covid-19 buatan Sinovac Biotech dipamerkan di China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) di Beijing, Minggu (6/9/2020).
Sebuah penelitian yang diterbitkan Lancet Infectious Disease, Selasa (17/11/2020), menyebutkan, uji coba tahap menengah menunjukkan vaksin Covid-19 aman.

Melansir CNNRabu (18/11/2020), vaksin Sinovac diuji pada proses uji coba terkontrol yang melibatkan 700 sukarelawan pada rentang April hingga Mei 2020.

Selama uji coba itu, tidak ada relawan yang memiliki riwayat infeksi Covid-19. Mereka juga tak ada yang bepergian ke daerah dengan jumlah infeksi tinggi.

Para peneliti menyebutkan, dari hasil uji coba, vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik pada semua tingkatan dosis.

Keluhan yang paling umum hanya nyeri pada tempat suntikan dan satu relawan mengalami reaksi alergi parah setelah dosis pertama selama 48 jam.

Namun, setelah dirawat, sukarelawan tersebut pulih dalam tiga hari. Saat penyuntikan kedua, relawan tidak menunjukkan reaksi alergi.

Peneliti menyatakan, tingkat antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi lebih rendah dibanding sukarelawan yang telah pulih dari Covid-19, tetapi vaksin masih dapat memberikan perlindungan.

Studi ini tidak dirancang untuk menentukan seberapa efektif vaksin tersebut.

Menurut mereka, keuntungan vaksin ini adalah stabil hingga tiga tahun penyimpanan.

Baca juga: Otoritas China Klaim Temukan Virus Corona pada Kemasan Daging Impor dari Brazil

Amerika Serikat

AS berencana menyiapkan sekitar 40 juta kasus dosis vaksin Covid-19 yang akan didistribusikan pada akhir tahun ini.

Hal itu dikatakan Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Alex Azar, pada Rabu (18/11/2020).

Pfizer dan Moderna pada pekan ini telah mengumumkan bahwa kandidat vaksin mereka efektif dalam uji coba tahap 3.

Saat ini, vaksin tersebut tengah menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM AS.

“Pada akhir Desember, kami harapkan kami memiliki sekitar 40 juta dosis dari dua vaksin tersebut untuk menunggu otorisasi FDA sehingga cukup untuk memvaksinasi sekitar 20 jta orang Amerika yang rentan,” kata Azar.

Ia juga mengatakan, setelah itu, produksi vaksin akan ditingkatkan lagi. Saat ini, AS masih menjadi negara dengan kasus terbanyak di dunia.

Baca juga: Lagi, Tisu Toilet Sulit Dicari di Amerika Serikat

Denmark

Suasana Kota Kopenhagen, Denmark, saat masa penguncian (lockdown) karena wabah virus corona, 2 Maret 2020.Shutterstock/Oliver Foerstner Suasana Kota Kopenhagen, Denmark, saat masa penguncian (lockdown) karena wabah virus corona, 2 Maret 2020.
Denmark resmi mengeluarkan peraturan pelarangan sementara peternakan cerpelai. Larangan ini berlaku hingga 31 Desember 2020.

Selama periode tersebut, impor atau ekspor bulu cerpelai juga dilarang ke atau dari Denmark, termasuk di antara kawanan di Denmark.

Larangan tersebut merupakan bentuk kesepakatan antara pemerintah dan pihak pendukung pemerintah.

Larangan ini dikeluarkan menyusul adanya kekhawatiran bahwa mutasi virus corona dapat berpindah dari cerpelai ke manusia maupun sebaliknya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Cerpelai yang Dimusnahkan di Denmark akibat Mutasi Virus Corona

Jerman

Demonstrasi menentang berbagai pembatasan virus corona di Ibu Kota Jerman, Berlin, terjadi pada Rabu (18/11/2020).

Untuk mengatasi para demonstran, petugas menggunakan meriam air dan semprotan merica untuk membubarkan mereka.

Aksi demonstrasi berlangsung di dekat Gerbang Brandenburg, tak jauh dari parlemen.

Petugas demonstrasi menjadi sasaran pelemparan botol, batu, petasan dan semprotan merica.

Rekaman TV menunjukkan, banyak demonstran tak memakai masker dan mengabaikan jarak sosial.

Jerman saat ini menempati peringkat ke-13 negara dengan kasus terbanyak di dunia.

Ada 854.533 kasus di Jerman, 13.492 orang meninggal dunia, dan 546.500 orang sembuh.

Baca juga: Update Corona Dunia: 39 Juta Orang Terinfeksi | Jerman Kembali Catat Rekor

Irak

Gubernur wilayah Erbil, Irak, meninggal dunia, pada Rabu (18/11/2020) akibat mengalami komplikasi yang dipicu infeksi virus corona.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes Erbil, Aso Hweizi.

Gubernur Firsat Sofi dinyatakan positif Covid-19 tiga minggu yang lalu. Ia kemudian dipindahkan ke ruang perawatan di Turki.

Wilayah Erbil tercatat memiliki 156 kasus dengan sembilan kematian pada Selasa (17/11/2020). Irak merupakan negara terparah kedua di Timur Tengah dengan 524.503 kasus Covid-19.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com