Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Tersiar informasi di media sosial bahwa orang kerap mengalami stroke saat berada di kamar mandi karena mandi dalam urutan yang salah, dimulai dari kepala lebih dulu.
Informasi tersebut menyebut urutan membasahi tubuh yang benar agar tidak terkena stroke, mulai dari menyiram air di telapak kaki hingga bahu.
Informasi tersebut tidak benar.
Pakar kesehatan mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa membasahi kepala lebih dulu saat mandi dapat mengakibatkan stroke.
Beberapa akun Facebook mengedarkan nasehat dari profesor di universitas di Malaysia untuk tidak membasahi kepala lebih dulu saat mandi. Tujuannya, menghindari terkena stroke.
Informasi tersebut juga memuat cara mandi yang benar, mulai dari menyiram air ke telapak kaki, betis, paha, perut, hingga bahu.
Salah satu akun yang mengedarkan informasi tersebut yakni Fiyud's Wahyudi. Berikut nukilan statusnya yang dilayangkan pada 7 November 2020:
"Pada waktu saya mengikuti kursus gaya hidup sehat, seorang penceramah professor di universitas di malaysia,
UITM yang juga terlibat dengan kegiatan olah raga negara menasihatkan supaya pada waktu mandi jangan basahkan kepala dulu, basahkan bagian badan.
Ini karena apabila kepala basah dan dingin, darah semua akan mengalir ke kepala untuk memanaskan kepala, logika 'warm blooded human' dan jika ada saluran darah sempit, maka dapat terjadi kondisi saluran darah pecah. Ini kerapkali berlaku di kamar mandi.
*Berikut cara mandi yang benar :
1. Pertama siramkan air di telapak kaki.
2. Kemudian dilanjutkan dengan segayung di betis.
3. Segayung di paha.
4. Segayung di perut.
5. Segayung di bahu.
6. Berhentilah sejenak 5-10 detik
???? Kita akan merasakan seperti uap/ angin yang keluar dari ubun-ubun bahkan meremang, setelah itu lanjutkan dengan mandi seperti biasa."
Klaim tersebut juga diedarkan Srn Taku pada 30 Oktober. Sementara, akun Fadly Irsyad membagikannya ke grup Facebook pada 4 Oktober 2020. Posting-nya sudah dibagikan 593 kali.
Kepala penelitian ilmu saraf di Monash Health Thanh Phan mengatakan, tidak ada bukti atas klaim tentang urutan mandi yang disebutkan dalam narasi di media sosial itu.
"Sebagian besar stroke disebabkan oleh gumpalan yang menghalangi aliran darah di otak. Gumpalan ini berasal dari jantung atau pembuluh darah besar (seperti arteri karotis). Penyebab yang kurang umum adalah pembuluh darah yang pecah," kata Phan dilansir dari AFP Fact Check, Senin (9/11/2020).
Kepala Stroke Foundation Clinical Council Profesor Bruce Campbell juga membantah klaim yang beredar di media sosial tersebut.
"Tidak ada bukti [yang kami] ketahui mengenai hubungan antara mandi dengan stroke," ujarnya.
Campbell menganjurkan untuk menekan risiko stroke dengan cara mengelola tekanan darah dan kolesterol, makan makanan yang sehat, tidak merokok, olahraga teratur, dan mengurangi konsumsi alkohol. Dia juga menyarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter secara rutin.
Dikutip dari Kompas.com, stroke adalah serangan pada otak yang membuat pasokan darah ke bagian organ vital tersebut terganggu atau berkurang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.