Anggota parlemen telah menyetujui permintaan Johnson untuk melakukan lockdown nasional.
Ada 516 anggota parlemen yang menyetujui hal tersebut, sementara 30 orang lainnya menolak.
Baca juga: Corona Melonjak, Inggris dan Austria Umumkan Lockdown Jilid II
Swedia kini memperketat pembatasannya dan memberlakukan penanganan lokal. Ada tujuh wilayah yang diatur dengan pembatasan ini.
Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven melalui unggahan di Facebook-nya, Selasa (3/11/2020).
“Mulai hari ini, pembatasan jumlah orang yang diizinkan berpesta di restoran, pub, dan bar juga diberlakukan. Tidak lebih dari delapan orang diperbolehkan untuk duduk di meja yang sama,” ujar dia.
Pembatasan ini akan melarang orang Swedia melakukan kontak fisik dengan orang yang tidak tinggal bersamanya.
Warga juga diimbau untuk menghindari acara-acara yang melibatkan banyak orang.
“Penting bagi setiap orang untuk memahami keseriusan sekarang. Tidak ada dari kita yang lupa seperti apa musim semi itu. Kami tahu apa yang dipertaruhkan. Dan kami tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang kita harus melakukannya juga. Maka kita bisa melakukan ini bersama,” ujar Stefan.
Sejauh ini, Swedia mengambil strategi yang banyak dianggap kontroversial pada gelombang pertama di Eropa dengan menjadi salah satu negara Eropa yang tidak menerapkan lockdown.
Baca juga: Penanganan Covid-19, Apa yang Bisa Dipelajari Eropa dari Swedia?
Belanda melaporkan adanya penurunan kasus virus corona selama 5 hari bertutut-turut. Hal ini berbeda dengan negara Eropa lain yang justru melihat adanya lonjakan kasus.
Jumlah kasus harian baru di Belanda turun secara konsisten sejak 30 Oktober.
Jumlah kasus harian dalam 24 jam terakhir juga dilaporkan menurun dari semula 11.097 kasus menjadi 7.657 kasus.
Otoritas kesehatan Belanda mencatat total ada 383.525 kasus dan 7.682 kematian sejak pandemi dimulai.
Baca juga: Seperti Apa Lockdown ala Belanda yang Akan Diadopsi Indonesia untuk Karantina Wilayah?
Hal tersebut diumumkan pihak militer Belgia pada Rabu (4/11/2020).