KOMPAS.com – Ledakan reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima menjadi bencana nuklir hebat di Jepang pada tahun 2011 silam.
Bencana tersebut membesar ketika gempa membawa kebocoran reaktor nuklir Daiichi Fukushima Jepang. Hasil penelitian memperkirakan jumlah kontaminasi nuklir mencapai 42 persen.
Setelah dibangunkan tangki raksasa untuk menyimpan air radioaktif, kini tangki tersebut sudah hampir penuh.
Pemerintah Jepang mulai kebingungan bagaimana mengatasi permasalahan tersebut.
Kini pemerintah Jepang menghadapi kontroversi terkait bagaimana cara membuang 1,23 juta metrik ton air yang disimpan di pabrik itu.
Air ini dinilai berbahaya karena mengandung isotop radioaktif karbon-14 serta mengandung radionuklida.
This is how 'Godzilla' started.https://t.co/bp4L6BNZhj
— 9GAG (@9GAG) October 21, 2020
Organisasi Lingkungan Greenpeace memperingatkan bahwa melepaskan air dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang terkontaminasi ke laut menimbulkan risiko.
Sebab air tersebut mengandung karbon radioaktif yang berpotensi mengubah dan merusak DNA manusia.
Baca juga: Abaikan Protes Nelayan, Jepang Akan Buang Limbah Radioaktif Fukushima ke Laut
Selain itu juga memberikan konsekuensi jangka panjang serius bagi masyarakat dan lingkungan jika sampai dilepaskan ke Samudera Pasifik.
Dikutip dari CNN, guna mendinginkan inti bahan bakar di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak, Tokyo Electric Power Company (TEPCO) memompa ribuan ton air selama bertahun-tahun.
Setelah digunakan, air tersebut disimpan.
Water has been used to cool damaged fuel cores at a Fukushima nuclear plant after Japan's worst nuclear disaster. That water is put into storage. But nine years on storage space is running out, and Japan is still deciding what to do with the water. https://t.co/QbXFlgqeU2
— CNN International (@cnni) October 24, 2020
Namun setelah bertahun-tahun semenjak bencana nuklir terburuk di Jepang itu berlalu, kini ruang penyimpanan air tersebut hampir habis.
Pemerintah Jepang sampai saat ini belum memutuskan apa yang akan dilakukan dengan air tersebut.
Pihak berwenang termasuk Menteri Lingkungan Negara Jepang menilai satu-satunya solusi adalah melepaskan air tersebut ke laut.
Baca juga: Jepang Akui Paparan Bencana Nuklir Fukushima Tewaskan Satu Pekerja
Namun rencana ini ditentang banyak pihak yang mengampanyekan lingkungan dan Perwakilan Industri Perikanan.