Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Mitos tentang Virus Corona Penyebab Covid-19, Masihkah Anda Percaya?

Kompas.com - 24/10/2020, 16:08 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus virus corona secara global masih terus menunjukkan peningkatan kendati telah berlangsung hampir 11 bulan.

Hingga Sabtu (24/10/2020), jumlah kasus virus corona di seluruh dunia menurut Worldometers mencapai 42.488.366 kasus, 1.149.224 orang meninggal dan 31.423.798 orang sembuh.

Beragam informasi dan mitos terkait virus corona penyebab penyakit Covid-19 pun terus bermunculan di tengah masyarakat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Gadis Berusia 14 Tahun Dapat Ratusan Juta Usai Temukan Terapi Penyembuhan Covid-19

Berikut ini sejumlah mitos dan anggapan seputar virus corona penyebab Covid-19 yang banyak beredar:

1. Kematian akibat virus corona dibesar-besarkan

Muncul sejumlah anggapan di berbagai kalangan masyarakat bahwa jumlah kematian akibat virus corona hanya dibesar-besarkan saja.

Namun mengutip Medical NewsToday, para ahli mengingatkan, faktanya penyakit Covid-19 telah membunuh lebih dari 218.000 orang dalam 8 bulan pertama 2020 di AS.

Jumlah tersebut lebih banyak daripada kasus influenza.

Di mana menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan bahwa ada 12.000-61.000 kematian terkait influenza setiap tahun sejak 2010.

Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?

Mereka menyebut peristiwa virus corona ini memang berkembang pesat.

Adanya dampak yang terjadi secara global ini kemudian membuat sulit diterima akal sehat saat mencoba menghitungnya secara statistik terkait tingkat kasus, angka rawat inap dan tingkat kematian saat jumlah mencapai jutaan.

Namun meski penyakit ini mungkin memang secara parah menyerang komunitas tertentu yang paling rentan, para ahli mengingatkan untuk tidak menyepelekan, karena semua orang bisa terkena baik orangtua, muda kaya dan miskin.

Baca juga: 32 Daerah di Indonesia Berstatus Zona Merah Covid-19, Mana Saja?

2. Hanya sekedar flu buruk

Ilustrasi flu, sakit flu Shutterstock Ilustrasi flu, sakit flu

Menganggap Covid-19 sebagai sekedar flu buruk merupakan pernyataan yang kurang bijak.

Pasalnya sudah banyak jumlah korban sampai sejauh ini.

Selain itu menurut para ahli, saat seseorang sembuh dari Covid-19, banyak laporan mengenai gejala sisa dari serangan penyakit tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com