Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Corona, Ahli: Memberikan Harapan Itu Penting, tapi Tidak Harapan Palsu

Kompas.com - 14/10/2020, 08:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seluruh dunia berharap adanya vaksin dapat mengendalikan pandemi virus corona. 

Sejumlah negara dan perusahaan berlomba meneliti vaksin untuk mengatasi virus penyebab penyakit Covid-19. Sejumlah vaksin telah memasuki uji coba fase 3. 

Tanggapan mengenai peneltian vaksin ini juga disampaikan oleh seorang ahli vaksin di Universitas Nottingham, Profesor Jonathan Ball.

Ia menjelaskan, semuanya orang kini bergantung pada hasil yang baik dari uji coba fase 3. Terutama untuk melindungi orang yang rentan dari infeksi virus. 

"Saat ini kami sama sekali tidak memiliki perlidungan terhadap Covid-19 dan untuk lansia, terutama mereka yang menderita penyakit seperti obesitas dan diabetes," ujar Ball dikutip dari Skynews. 

Menurutnya, dua penyakit tersebut termasuk penyakit serius.

"Jadi, kalau kita bisa memberikan harapan kepada orang-orang, itu merupakan hal penting, tapi tidak harapan palsu belaka," lanjut Ball.

Ia mengatakan, pihaknya harus yakin bahwa vaksin tersebut dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh tim ahli vaksin.

Baca juga: Relawan Sakit, Johnson & Johnson Hentikan Sementara Uji Coba Vaksin Corona

Perlindungan vaksin

Sementara itu, Kepala Satgas Vaksin Covid-19 Inggris, Kate Bingham mengungkapkan, masih ada ketidakpastian perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19 pertama bagi masyarakat.

Pihaknya juga belum dapat memastikan akan bertahan berapa lama vaksin Covid-19 memberikan perlindungan kepada manusia.

Dilansir dari Skynews, (13/10/2020), Inggris memiliki 340 juta dosis dari enam prototipe vaksin dalam persediaannya, di mana jumlah ini lebih banyak dari negara lain.

Meski belum ada jaminan perlindungan dari vaksin, Bingham masih memerlukan beberapa kandidat vaksin lain untuk dikembangkan.

"Kami belum selesai. Alasan kami menggunakan serangkaian vaksin adalah untuk memaksimalkan peluang kami bahwa kami akan memiliki setidaknya satu vaksin yang berhasil yang bekerja pada populasi yang paling rentan," ujar Bingham dalam wawancara eksklusif.

Menurutnya, pihak satgas vaksin selalu mencari vaksin tambahan untuk dikirimkan pada waktu yang berbeda atau dengan profil kekebalan yang berbeda.

Baca juga: Update Corona di Dunia 14 Oktober: China Akan Berikan Vaksin Covid-19 pada Para Siswa

Perkembangan vaksin

Sementara itu, ada dua kandidat vaksin yang diharapkan merilis data dari uji klinis fase 3 utama dalam beberapa minggu, yakni AstraZeneca (dari Oxford University) dan Pfizer (dari BioNTech).

Sebab, mereka harus menunjukkan apakah vaksin mampu menghentikan penyebaran virus atau hanya mengurangi gejala.

Namun, Bingham mengatakan, meski vaksin hanya mengurangi gejala yang parah pada pasien yang rentan pun setidaknya vaksin masih akan tetap bermanfaat.

"Vaksin yang efektif sebagian lebih baik daripada tidak ada vaksin sama sekali," ujar Bingham.

"Vaksin flu 50 persen efektif, tetapi digunakan secara luas dan berdampak besar pada pengurangan dampak klinis flu pada populasi," lanjut dia.

Uji coba vaksin

Di sisi lain, Bingham telah mengikuti uji coba vaksin Novovax di Royal Free Hospital di London.

Ia tidak tahu apakah vaksin tersebut aktif atau tiruan saline.

Sejauh ini, sudah lebih dari 270.000 orang mendaftar ke Pendaftaran Penelitian Vaksin dengan harapan dapat bergabung dalam uji coba.

Dari pendaftar ini, dibutuhkan lebih banyak relawan dari etnis minoritas untuk menguji vaksin dalam populasi yang beragam.

Bingham mengatakan, penundaan lamanya uji coba vaksin Oxford AS dikarenakan adanya kemungkinan kejadian yang merugikan, yang seharusnya tidak menunda keputusan regulator Inggris tentang keamanan dan keefektifan untuk dirilis di Inggris.

Meski begitu, uji coba di Inggris dan Brasil telah diselesaikan untuk dilanjutkan kembali.

Baca juga: 5 Fakta Vaksin Covid-19 di Indonesia, dari Sasaran hingga Harga

Penutupan lokal

Terkait pengujian efektivitas vaksin, Bingham sudah memahami, terutama dengan kemungkinan penutupan lokal yang lama selama musim dingin.

"Yang dapat saya sampaikan adalah kami memiliki empat dari enam vaksin yang sekarang dalam uji klinis fase 3, jadi kami memiliki vaksin yang telah berkembang pesat ke tahap akhir," ujar Bingham.

"Kami belum melihat sinyal keamanan serius yang telah menghentikan vaksin ini sepenuhnya. Tentu saja akan ada masalah keamanan, namun ini dipantau dengan cermat," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com