Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan Nobel 2020, Siapa Saja Pemenangnya?

Kompas.com - 09/10/2020, 20:54 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sederet nama dari beragam profesi dan keahlian keluar sebagai penerima hadian Nobel 2020.

Pengumuman penerima penghargaan Nobel 2020 dilangsungkan pada 5-12 Oktober 2020.

Penghargaan tersebut diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai berjasa atau berkontribusi bagi kehidupan manusia.

Ada enam kategori penghargaan Nobel yang diberikan, yakni Fisika, Kimia, Kedokteran, Perdamaian, Sastra, dan Ekonomi.

Sejauh ini, lima kategori sudah diumumkan dan tinggal menyisakan nobel di bidang ekonomi.

Baca juga: Daftar dan Profil Penerima Nobel Sastra, Fisika, Kimia, dan Kedokteran 2020

Siapa saja mereka?

Fisika

Foto penerima Nobel Fisika 2020.Nobel Media Foto penerima Nobel Fisika 2020.

Ada tiga nama yang menerima penghargan Nobel di bidang fisika, yaitu Roger Penrose, Reinhard Genzel, dan Andrea Ghez.

Ketiganya merupakan ilmuwan yang sukses menemukan salah satu fenomena paling eksotis di alam semesta, yaitu lubang hitam.

Dengan menggunakan metode matematika, Roger Penrose menunjukkan bahwa relativitas umum mengarah pada pembentukan lubang hitam.

Baca juga: Seperti Apa Kebiri Kimia?

Sementara itu, Reinhard Genzel dan Andrea Grez menemukan bahwa benda tak terlihat dan sangat berat mengatur orbit bintang di pusat galaksi kita.

Genzel dan Ghez mengembangkan metode untuk melihat melalui awan besar gas dan debu antarbintang ke pusat Bima Sakti dengan menggunakan teleskop terbesar di dunia.

Karya perintis mereka telah memberi umat manusia bukti paling meyakinkan tentang lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.

Baca juga: Mengenal 2 Ilmuwan Perempuan Peraih Nobel Kimia 2020

Kimia

Emmanuelle Charpentier (kiri) dan Jennifer Doudna (kanan) mendapat Penghargaan Nobel Kimia 2020 untuk temuan CRISPR/Cas9, teknologi gen modifikasi termaju saat ini.MIGUEL RIOPA Emmanuelle Charpentier (kiri) dan Jennifer Doudna (kanan) mendapat Penghargaan Nobel Kimia 2020 untuk temuan CRISPR/Cas9, teknologi gen modifikasi termaju saat ini.

Penghargaan Nobel 2020 di bidang kimia diberikan kepada Emmanuelle Charpentier dan Jennifer A Doudna.

Penghargaan tersebut dianugerahkan pada Rabu (7/10/2020).

Keduanya telah menemukan salah satu alat paling penting dari teknologi gen, yaitu gunting genetik CRISPR atau Cas9.

Dengan menggunakan alat ini, para peneliti dapat mengubah DNA hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme dengan presisi yang sangat tinggi.

Baca juga: Tanggapan IDI soal Tudingan Kasus Corona merupakan Proyek Memperkaya Dokter

Sejak Charpentier dan Doudna menemukan gunting genetik CRISPR/Cas9 pada 2012, penggunaannya cukup masif.

Alat ini telah berkontribusi pada banyak penemuan penting dalam penelitian dasar. Selain itu, peneliti tanaman telah mampu mengembangkan tanaman yang tahan terhadap jamur, hama, dan kekeringan.

Di dunia medis, uji klinis terapi kanker baru sedang berlangsung, dan impian untuk dapat menyembuhkan penyakit bawaan akan segera menjadi kenyataan berkat temuan keduanya.

Baca juga: 130 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Dokter Umum Paling Banyak

Kedokteran

Kolase foto yang memperlihatkan (dari kiri) Harvey J Alter, Charles M Rice, dan Michael Houghton, yang bersama-sama meraih Penghargaan Nobel bidang kedokteran pada Senin (5/10/2020) atas identifikasi virus hepatitis C.Rhoda Baer/National Institutes of Health, Richard Siemens/University of Alberta, AP Photo/John Minchillo Kolase foto yang memperlihatkan (dari kiri) Harvey J Alter, Charles M Rice, dan Michael Houghton, yang bersama-sama meraih Penghargaan Nobel bidang kedokteran pada Senin (5/10/2020) atas identifikasi virus hepatitis C.

Penghargaan Nobel Kedokteran tahun ini diberikan kepada tiga ilmuwan yang telah memberikan kontribusi penting untuk memerangi hepatitis yang ditularkan melalui darah.

Penyakit itu merupakan masalah kesehatan global utama yang menyebabkan sirosis dan kanker hati pada orang-orang di seluruh dunia.

Penghargaan Nobel Kedokteran 2020 dianugerahkan pada Senin (5/10/2020).

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A dan Cara Pencegahannya

Harvey J Alter, Michael Houghton, dan Charles M Rice, tiga ilmuwan penerima penghargaan Nobel Kedokteran, membuat penemuan penting yang mengarah pada identifikasi virus baru, virus Hepatitis C.

Sebelum temuan mereka, penemuan virus Hepatitis A dan B merupakan langkah maju yang kritis, tetapi sebagian besar kasus hepatitis yang ditularkan melalui darah tetap tidak dapat dijelaskan.

Penemuan virus Hepatitis C mengungkap penyebab sisa kasus hepatitis kronis dan memungkinkan dilakukannya tes darah dan obat-obatan baru yang telah menyelamatkan jutaan nyawa.

Baca juga: Mewabah di Depok, Berikut Penyebab Menyebarnya Hepatitis A

Perdamaian

Ilustrasi logo WFP, penerima Nobel Perdamaian 2020 Twitter/Nobel Prize Ilustrasi logo WFP, penerima Nobel Perdamaian 2020

Penghargaan Nobel 2020 di bidang perdamaian dianugerahkan kepada Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP).

Pengumuman penghargaan dilakukan pada Jumat (9/10/2020).

Dikutip dari laman resmi Nobel, Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan Penghargaan Nobel Perdamaian WFP atas upayanya untuk memerangi kelaparan, juga kontribusinya untuk memperbaiki kondisi perdamaian di daerah yang terkena konflik.

Selain itu, pandemi virus corona penyebab Covid-19 telah berkontribusi pada lonjakan jumlah korban kelaparan di dunia.

Baca juga: World Food Programme Raih Penghargaan Nobel Perdamaian 2020

Di negara-negara seperti Yaman, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Sudan Selatan, dan Burkina Faso, kombinasi konflik kekerasan dan pandemi telah menyebabkan peningkatan dramatis jumlah orang yang hidup di ambang kelaparan.

Komite Nobel Norwegia menilai, dalam menghadapi pandemi, WFP telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan.

WFP sendiri menyatakan, selama belum ada vaksin untuk menangkal virus, makanan adalah vaksin terbaik untuk melawan kekacauan.

WFP adalah organisasi non-profit yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Organisasi tersebut telah berdiri sejak 1961 lalu.

Baca juga: Resesi Ekonomi, Mengenal Apa Itu IMF, dan Perannya dalam Perekonomian Global...

Sastra

Ilustrasi wajah Louise Glück, penerima penghargaan Nobel Sastra 2020.Twitter/Nobel Prize Ilustrasi wajah Louise Glück, penerima penghargaan Nobel Sastra 2020.

Penghargaan Nobel di bidang Sastra dianugerahkan kepada Louise Glück, penyair asal Amerika Serikat pada Kamis (8/10/2020).

Yayasan Nobel mengatakan, penghargaan tersebut diberikan kepada Louise atas karya-karyanya yang indah.

"Untuk suara puitisnya, yang tidak salah lagi, dengan keindahan yang tegas mampu membuat keberadaan individu menjadi universal," tulis keterangan resmi di laman Nobel.

Louise Glück lahir pada 1943 di New York dan tinggal di Cambridge, Massachusetts. Selain sebagai penulis, dia adalah seorang profesor bahasa Inggris di Yale University, New Haven, Connecticut.

Baca juga: Profil dan Karya Louise Glück, Penyair Amerika Serikat Penerima Nobel Sastra 2020

Dia memulai debutnya pada 1968 dengan karyanya yang berjudul Firstborn. Setelah itu, Louise segera diakui sebagai salah satu penyair paling terkemuka dalam sastra kontemporer Amerika.

Louise Glück telah menerbitkan 12 antologi puisi dan beberapa esai tentang puisi.

Karya-karyanya identik dengan kehidupan masa kanak-kanak dan keluarga, serta hubungan dekat dengan orangtua dan saudara kandung.

Baca juga: Prestasi BJ Habibie, dari Pimpin Proyek N250 hingga Peroleh Penghargaan Bergengsi Edward Warner

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com