KOMPAS.com - Penyemprotan cairan disinfektan menjadi tren di berbagai daerah di Indonesia sejak pandemi virus corona.
Disinfeksi dilakukan untuk membunuh mikroorganisme termasuk virus corona. Akan tetapi, disinfeksi perlu dilakukan dengan benar.
Salah satu pemerintah daerah yang rutin melakukan disinfeksi adalah Jakarta. Lewat akun Instagram @humajakfire, pada hari Minggu (20/9/2020), diketahui ada penyemprotan disinfektan di fasilitas umum.
Dalam unggahan itu terlihat petugas berbaju hazmat merah tengah menyemprot jalan raya.
Baca juga: Disinfeksi Kawasan Malioboro, PKL Tutup Setengah Hari
Tak hanya itu, pada Rabu (23/9/2020), melalui akun yang sama terlihat adanya penyemprotan disinfektan di Sektor IV Kelapa Gading, Jakarta Utara, oleh pemadam kebakaran.
Lalu, apakah disinfeksi di jalan raya efektif membasmi virus corona?
Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo, mengatakan disinfeksi atau menyemprot disinfektan di jalan raya buang-buang uang dan tidak efektif.
"Jalanan kalau disemprot tidak ada gunanya, efektivitasnya kecil karena orang tidak akan berjalan di jalan raya. Terus untuk apa disemprot di situ?" ujar Windhu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Dia menjelaskan, hakikat disinfeksi adalah untuk pencegahan virus corona yang menyebar lewat droplet atau tetesan.
Droplet keluar dari tubuh manusia lewat batuk, bersin, dan sebagainya. Lalu, droplet bisa menempel di berbagai tempat.
Menurut Windhu droplet yang menempel di benda-benda sering dipegang manusia perlu dibersihkan dengan disinfektan. Benda-benda itu seperti gagang pintu, tombol lift, kran air, dan sebagainya.
"Kalau kita mau melakukan disinfeksi, disinfeksilah benda-benda atau tempat-tempat yang mungkin akan dipegang oleh orang, itu prinsipnya," kata Windhu.
Baca juga: Pasar di Jakarta dengan Hasil Swab Negatif Akan Ditutup untuk Disinfeksi
Selain itu, disinfeksi bisa juga di tempat-tempat tertutup seperti gedung, lorong yang biasa dilewati manusia, bioskop, dan sebagainya.
Diungkapkannya, hal itu karena di tempat tertutup virus corona bisa lebih lama bertahan hidup. Maka di lorong itu bisa didisinfeksi, termasuk dindingnya.
Dia tidak menyarankan melakukan penyemprotan di jalan raya, pada tubuh manusia, bahkan di pepohonan.