Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mempelajari Masa Lalu demi Masa Depan

Kompas.com - 23/09/2020, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


MASA masa pagebluk Corona saya memperoleh kesempatan memperluas wawasan pembelajaran saya antara lain dalam hal sejarah Perang Dunia II.

Sebelum Corona setahu saya, meski berhasil menghancurkan Pearl Harbour namun militer kekaisaran Jepang tidak pernah berhasil menduduki wilayah Amerika Serikat. Ternyata pengetahuan saya keliru.

Strategis

Enam bulan setelah membumihangus Pearl Harbour yang menyeret Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II, secara diam-diam Jepang berhasil menduduki pulau Kiska dan Attu yang terletak di kepulauan Aleutian yang resmi merupakan wilayah Amerika Serikat setelah pada tahun 1867 membeli Alaska dari Rusia.

Meski tandus dan hanya dihuni sedikit manusia khususnya kaum pribumi kepulauan Aleutian dianggap memiliki nilai strategis militer sangat besar baik bagi Jepang mau pun Amerika Serikat.

Bahkan beberapa sejarawan menilai pendudukan kepulauan Aleutian sengaja dilakukan nyaris bersamaan dengan serbuan Jepang ke Midway baik sebagai pemecahan konsentrasi Amerika Serikat juga sebagai pembuka pintu gerbang merangsek masuk wilayah Amerika Serikat lewat selat Bering menuju daratan Alaska.

Namun jelas bahwa Amerika Serikat keliru dalam mengabaikan nilai strategis kepulauan Aleutian sehingga secara diam-diam berhasil diduduki Jepang.

Kelirumologi

Belajar dari kelirumologi Pearl Harbour maka Amerika Serikat tidak berani meremehkan pendudukan Jepang atas kepulauan Aleutian.

Pada 11 Januari 1943, angkatan darat, laut dan udara Amerika Serikat mendirikan pangkalan militer darurat di pulau Amchitka yang terletak sekitar 60 kilometer dari pulau Kiska.

Setelah pangkalan militer didirikan di atas tanah berlapis salju, Laksamana Thomas C. Kinkaid memblokade Attu dan Kiska demi memutus jalur pemasokan pangan dan amunisi bagi tentara pendudukan Jepang.

Kemudian melalui beberapa tahapan pertempuran sengit melawan tentara Jepang di bawah pimpinan kolonel Yasuyo Yamasaki akhirnya pada 24 Agustus 1944 jenderal Amerika Serikat resmi memaklumatkan bahwa pertempuran kepulauan Aleutian telah berhasil dimenangkan oleh Amerika Serikat dengan mengusir militer Jepang dari wilayah Amerika Serikat.

Raksasa tidur

Bahkan kemudian angkatan udara Amerika Serikat mulai bertriwikrama melakukan balas dendam kesumat dengan habis-habisan membom kepulauan Kuril milik Jepang yang berada di antara kepulauan Jepang dan Alaska.

Serangan Amerika Serikat di belahan utara membuat Jepang kewalahan akibat militer Amerika Serikat terus merangsek makin mendekati daratan Jepang melalui belahan selatan lautan.

Dua tahun setelah pertempuran kepulauan Aleutian, pada 2 September 1945, Jepang resmi bertekuk lutut demi mengakhiri Perang Dunia II yang mereka ikut kobarkan melalui serangan Pearl Harbour.

Sejarah mencatat bahwa tidak kurang dari Marsekal Isoroku Yamamoto sebagai commander-in-chief of the combined fleet kekaisaran Jepang pada PD II menyatakan bahwa serangan Pearl Harbour merupakan kekeliruan terparah di dalam sejarah Jepang karena membangunkan raksasa tidur yaitu Amerika Serikat.

Kekeliruan Jepang menyerbu Pearl Harbour setara kekeliruan Hitler menduduki Polandia sebagai pemicu persatuan Prancis dengan Inggris kemudian Amerika Serikat untuk melawan Jerman

Sejarah

Berdasar telaah Pusat Studi Kelirumologi, dapat disimpulkan bahwa sejarah pertempuran kepulauan Aleutian merupakan bukti bahwa pada hakikatnya sejarah memiliki makna sangat utama untuk dipelajari generasi penerus demi tidak mengulang kekeliruan yang telah dilakukan generasi terdahulu di masa lalu demi mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Maka sungguh sangat disayangkan bagi generasi muda bangsa Indonesia apabila mata pelajaran sejarah dihapus dari daftar mata pelajaran wajib di dalam kurikulum yang disusun oleh Kemendikbud yang seharusnya wajib mengutamakan masa depan kedigdayaan lahir-batin bangsa Indonesia. Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com