Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Banjir, Tas Siaga Bencana dan Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan

Kompas.com - 22/09/2020, 11:42 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Pada hari Senin (21/9/2020), terjadi banjir bandang di wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi karena hujan lebat.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, hujan lebat ini dipicu oleh tiga faktor, yaitu kondisi atmosfer yang labil, adanya gelombang Rossby ekuatorial, dan adanya daerah pertemuan angin (konvergensi).

Guswanto menyebut bahwa kombinasi ketiganya meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Jawa Barat.

Sebelumnya, BMKG sendiri telah mengeluarkan informasi prakiraan awal musim hujan tahun 2020.

Diprediksi bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir Oktober-November 2020.

Baca juga: BERITA FOTO: Detik-detik Banjir Bandang Terjang Sukabumi, 2 Warga Hilang

Sedangkan selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba)  dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia.

Hal itu menyebabkan kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Masyarakat pun diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak yang ditimbulkannya, termasuk banjir.

Untuk itu, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat agar siap menghadapi bencana banjir yang bisa terjadi sewaktu-waktu ini.

Hal yang perlu dipersiapkan 

Mengutip Buku Saku Siaga Bencana BNPB, persiapan menghadapi banjir dibagi menjadi tiga tahap, yaitu prabencana (sebelum bencana), saat bencana, dan pasca bencana (setelah bencana).

Berikut langkah-langkah rinci dari tahap pra bencana dan saat bencana:

Prabencana

  • Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya banjir, seperti Siaga I-Siaga IV dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan
  • Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal, apakah berada di zona rawan banjir
  • Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah dari banjir
  • Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banji dan dampaknya pada rumah
  • Melakukan persiapan evakuasi, termasuk memahami rute dan daerah yang lebih tinggi
  • Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan merencanakan tempat pertemuan apabila terpencar
  • Mengetahui bantuan yang bisa diberikan apabila ada anggota keluarga yang terkena banjir
  • Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan tetangga apabila terjadi banjir
  • Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurang-kurangnya tiga hari, seperti tas siaga bencana, penyediaan makan dan air minum
  • Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik, dan gas
  • Mempertimbangkan asuransi banjir
  • Beraitan dengan harta dan kepemilikan, anda bisa membuat catatan harta, mendokumentasikan dalam foto, dan menyimpan dokumen tersebut di tempat yang aman
  • Menyimpan berbagai dokumen penting di tempat yang aman
  • Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya penguatan dan peninggian bangunan rumah
  • Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat bersentuhan dengan air banjir
  • Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum
  • Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan
  • Menggunakan air bersih dengan efisien

Saat bencana

  • Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, simak informasi dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan
  • Apabila terjadi banjir, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi
  • Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air
  • Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda
  • Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda. Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah
  • Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air
  • Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah: Jangan berjalan di  arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh
  • Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak
  • Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat
  • Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya kehabisan air bersih
  • Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa peringatan.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Banjir Bandang di Sukabumi

Tas siaga bencana 

Masyarakat juga dapat mempersiapkan tas siaga bencana (TSB) untuk berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana ataupun kondisi darurat lain.

Berikut merupakan contoh kebutuhan dasar tas siaga bencana untuk 3 hari:

  • Surat-surat penting (surat tanah, surat kendaraan, ijasah, akte kelahiran)
  • Pakaian untuk 3 hari (pakaian dalam, celana panjang, jaket, selimut, handuk, jas hujan)
  • Makanan ringan tahan lama (mie instan, biskuit, abon, cokelat)
  • Air minum
  • Kotak obat-obatan/P3K
  • Radio/Ponsel, disertai charger atau powerbank
  • Alat bantu penerangan (senter, lampu kepala, korek api, lilin)
  • Uang
  • Peluit
  • Masker
  • Perlengkapan mandi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tas Siaga Bencana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com