KOMPAS.com – Berdasarkan data Worldometers, hingga Kamis (17/9/2020) pagi, ada 29.997.613 kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Dari angka itu, sebanyak 944.168 orang meninggal dunia, dan 21.765.495 orang sembuh.
Berikut ini 10 negara dengan kasus terbanyak di dunia:
Baca juga: 3 Saran Epidemiolog untuk Menekan Penyebaran Virus Corona di Indonesia, Apa Saja?
Berikut ini sejumlah update seputar virus corona di berbagai belahan dunia:
Jumlah orang di Perancis yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) akibat Covid-19 naik selama 20 hari berturut-turut ke level tertinggi dalam 3 bulan terakhir yakni di angka 803.
Jumlah kasus harian baru di negara itu juga mencatat nilai tertinggi ketiga.
Mengutip Aljazeera, Otoritas Kesehatan Perancis melaporkan ada 9.784 kasus infeksi baru.
Dengan demikian, jumlah kasus di negara itu secara total ada 404.888 kasus. Jumlah ini menjadi tertinggi kedua di Eropa Barat setelah Spanyol.
Adapun jumlah kematian di Perancis adalah sebanyak 31.045 dengan kemtian baru sebanyak 46 orang.
Pernyataan itu muncul meskipun dari jejak pendapat yang diadakan rata-rata rakyat AS merasa skeptis dengan rencana tersebut.
Badan Kesehatan Federal dan Departemen Pertahanan saat ini tengah membuat sketsa rencana kompleks mengenai kampanye vaksin yang akan dimulai bertahap pada Januari atau sekitar akhir tahun 2020.
Update lain dari AS, semua orang di Kantor Wali Kota New York termasuk wali kota akan dicutikan selama satu minggu tanpa bayaran mulai 1 Oktober 2020 untuk menutup anggaran yang kurang akibat pandemi.
Wali Kota New York Bill de Blasio juga mengatakan, pihaknya akan tetap bekerja tanpa dibayar selama satu minggu ini.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, pihaknya tidak ingin melakukn lockdown nasional kedua di negara itu.
Jika dilakukan, menurut dia, hal itu akan sepenuhnya salah untuk Inggris dan akan menyebabkan bencana finansial.
“Saya tidak ingin penguncian nasional kedua. Saya pikir itu akan salah untuk negara ini dan kami akan melakukan segala daya kami untuk mencegahnya,” ujar dia.
Kasus virus corona di Inggris saat ini adalah sebanyak 378.219 kasus, dan 41.684 orang meninggal dunia.
Persetujuan tersebut datang dari otoritas pengontrol obat India.
AstraZeneca sendiri telah melanjutkan uji klinis vaksin Covid-19 di Inggris.
Sebelumnya, pada awal bulan ini uji klinis sempat dihentikan menyusul adanya efek samping serius yang muncul pada peserta uji coba.
Negara ini telah memulai uji coba vaksin virus corona yang diwujudkan dalam bentuk semprotan hidung.
Vaksin ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi vaksin bentuk suntikan.
Vaksin ini adalah vaksin pertama dari jenisnya yang ada di dunia yang tengah diujicobakan pada manusia.
Vaksin dikembangkan oleh Universitas Hong Kong, Universitas Xiamen, dan produsen vaksin yang berbasis di Beijing.
Jepang telah memberikan dana sebesar 17,2 miliar yen untuk program vaksin Covid-19 global (COVAX) yang diimpin oleh WHO .
Covax bertujuan untukmembantu membeli dan mendistribusikan vaksin Covid-19 secara adil ke negara-negara yang ada di seluruh dunia.
Meski demkian, sejumlah negara seperti AS menyatakan mereka tidak akan bergabung dengan program itu karena mereka telah berupaya mengamankan pasokan untuk negara mereka sendiri.
Jepang sendiri juga telah melakukan pengaturan independen dengan perusahaan farmasi global untuk mengamankan vaksin.
Pemerintah berjanji akan memiliki pasokan vaksin yang cukup untuk seluruh populasi pada paruh pertama tahun 2021.
Program Covax telah ditetapkan tenggat waktu kontribusinya yakni pada tanggal 18 September 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.