Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Sebut Tidak Semua Warganya Akan Dapat Vaksin Corona, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/09/2020, 11:50 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Perkembangan vaksin virus corona mulai memasuki tahap menjanjikan. Sejumlah penelitian di berbagai belahan dunia melaporkan hasil yang positif.

Meski vaksin bermanfaat untuk melindungi manusia dari infeksi virus corona yang terus meluas, namun China menyebut bahwa pada saat vaksin telah siap, tidak semua orang di negara itu akan mendapatkannya.

Dilansir dari CNN International, Selasa (15/9/2020) hal tersebut disampaikan oleh pejabat kesehatan papan atas di Beijing.

Baca juga: Sempat Disetop, Uji Coba Vaksin Corona dari Oxford Kembali Dilanjutkan

Prioritas

Sumber itu mengatakan bahwa China akan memprioritaskan mereka yang bekerja di garda depan, dan sebagian populasi yang dianggap rentan apabila terpapar Covid-19.

"Sejak gelombang pertama Covid-19 muncul di Wuhan, China telah berhasil bertahan dari dampak serangan itu berkali-kali," kata Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

Mengutip Kantor Berita China, pernyataan Gao Fu disampaikan pada pertemuan yang membahas perkembangan vaksin di kota Shenzhen pada Sabtu lalu.

Gao menambahkan, vaksinasi pada seluruh lapisan masyarakat harus dilakukan berdasarkan pertimbangan risiko dan manfaat yang akan dihasilkan.

Menurut Gao, sejauh ini vaksinasi massal belum terlalu dibutuhkan, kecuali apabila terjadi ledakan wabah cukup besar di masa mendatang.

Kebijakan berbeda 

Kebijakan tersebut berbeda dari banyak negara, terutama Australia, yang telah mengungkapkan rencana untuk melakukan program vaksinasi massal.

Sementara itu, jumlah kasus infeksi virus corona yang dilaporkan di China tetap rendah sejak musim semi.

Memang muncul beberapa kluster penularan baru, seperti di timur laut provinsi Jilin pada bulan Mei, wabah di Beijing pada bulan Juni, dan di ibu kota Xinjiang, Urumqi pada bulan Juli.

Namun, hal tersebut direspon cepat dengan tindakan lockdown segera dan pengujian massal, sehingga wabah dapat diatasi dalam beberapa minggu.

Gao menyebut hal itu sebagai bukti respons efektif China dalam menangani pandemi Covid-19.

"Fakta telah membuktikan bahwa kami memiliki beberapa senjata ajaib untuk menanggapi epidemi," kata Gao.

Oleh karena itu, dia menyebut setiap vaksin potensial akan diprioritaskan untuk mereka yang berada di garis depan, antara lain:

  • Pekerja medis
  • Warga negara China yang bekerja di luar negeri,
  • Orang-orang yang bekerja di lingkungan padat dan berisiko tinggi seperti restoran, sekolah atau layanan kebersihan.

Pada hari Sabtu, Komisi Kesehatan Nasional China hanya mencatat 10 kasus baru yang dikonfirmasi dengan gejala, semuanya diimpor dari luar negeri.

Mereka juga melaporkan 70 kasus tanpa gejala baru, yang dihitung secara terpisah, semuanya juga berasal dari luar negeri.

Baca juga: Update Uji Klinis Vaksin Corona di Bandung: 794 Relawan Disuntik, 21 Orang Diambil Darahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com