Ibunya tentu saja memberi banyak pertimbangan, sementara ayahnya "senang-senang saja" mendengar keinginan yang diungkapkannya itu.
Pilihan itu bukannya tidak menimbulkan persoalan. Karena juga aktif di kegiatan organisasi siswa dan ikut tim sepak bola, guru-gurunya sempat memanggil ibunya karena nilai pelajarannya terganggu.
Baca juga: Menilik Fenomena Artis dalam Bursa Pilkada...
Sara dianggap terlalu banyak mengambil kegiatan di luar pelajaran sekolah, termasuk memproduksi drama musik dengan menjual tiket yang hasilnya didonasikan bagi kegiatan amal di Afrika yang dikelola gurunya.
"Sejak umur 14 tahun, aku terus berusaha menyeimbangkan antara akting dan sekolah. Tidak gampang, apalagi aku jenis orang yang perfeksionis," tutur Sara.
Bagi dia, film Merah Putih adalah pembuka pintu ke dunia peranyang tidak mudah dimasuki. Setelah pintu terbuka, seterusnya dia sendiri yang harus menentukan keberhasilannya di dalam.
"Penonton yang akan menilai kemampuanku," kata dia.
Baca juga: Pandemi Corona Masih Berlangsung, Mungkinkah Pilkada Ditunda?
Sebetulnya Sara ingin bekerja di London dan dia memiliki agen di ibu kota Inggris itu. Ketika kembali ke Jakarta pada November 2007, niat dia adalah memperpanjang visa kerja ke Inggris. Tapi ternyata visa itu lama keluar.
Sambil menunggu via keluar, dia mendapat tawaran ikut dalam pembuatan Merah Putih. Sara yang kemampuan menunggang kudanya pada tingkat kompetisi untuk kategori show jumping itu juga menjadi associate producer.
Dia membantu membuat teaser untuk film itu sebelum ditawari ikut berperan di dalamnya.
"Setelah dapat visa, saya dapat pekerjaan di Merah Putih. Setelah trilogi Merah Putih selesai, saya mau lihat lagi apa peluang saya di sini. Agen saya di Inggris sudah menunggu karena ada beberapa audisi untuk saya di sana," kata Sara.
Baca juga: Menilik Fenomena Artis dalam Bursa Pilkada...
Mengutip daftar riwayat hidup Rahayu Saraswati yang diunggah dalam laman kota-tangerangselatan.kpu.go.id, Sara mulai terjun ke dunia politik menjadi Kabid Advokasi Perempuan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra pada 2008.
Pada tahun yang sama, Sara juga didapuk menjadi Kabid Pengembangan Peranan Perempuan di Tunas Indonesia Raya atau organisasi sayap Partai Gerindra.
Sara juga pernah menjadi Wakil Ketua Umum di Satuan Relawan Indonesia Raya pada 2008 hingga 2009.
Kemudian, pada Pemilu 2014, ia mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif untuk daerah pemilihan Jawa Tengah IV dan berhasil lolos ke Senayan.
Baca juga: Menilik Peran Artis yang Kini Beralih Menjadi YouTuber, Ada Apa?