Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Usia, Ini Sosok Jakob Oetama Menurut Redaktur Harian Kompas

Kompas.com - 09/09/2020, 15:17 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Di era digital, media harus setia meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui pemberitaannya. Nilai ini terus dianut sejak koran tersebut pertama kali terbit pada 28 Juni 1965 silam.

Penulis buku Kompas Way, Jakob's Legacy, St Sularto menilai, warisan dari Jakob bukan sekadar ujaran.

"Nilai-nilai itu dipraktikkan harian Kompas sehingga bisa bertahan dan berkembang sejak 1965 hingga sekarang," ujarnya.

Menurut Sularto, Jakob menempatkan media sebagai pengawas kinerja pemerintah. Praktik ini juga dibarengi tanggung jawab sosial dan tidak mementingkan ambisi pribadi.

"Penyampaian kritik diikuti dengan pengertian dan solusi," tambahnya.

Baca juga: Mengenang Jakob Oetama, Pendiri Kompas Gramedia yang Bercita-cita Menjadi Guru

Anggota Dewan Pers Indonesia, Imam Wahyudi, mengatakan, nilai-nilai yang dianut Jakob sangat relevan dengan kondisi media masa kini. Media, apa pun wujudnya, harus menempatkan diri sebagai sumber yang bisa dipercaya masyarakat.

”Dengan tuntutan kecepatan menerbitkan berita, akurasi dan verifikasi kerap diabaikan sejumlah media. Ini mengkhawatirkan, sebab pembaca harus menerka sendiri kebenaran berita,” katanya.

Padahal, media arus utama bersaing dengan media sosial, yang cara penyebaran informasinya sangat berbeda.

”Media mainstream harus tetap menjunjung tanggung jawab moral. Sebagaimana dikatakan Jakob, media harus berhati-hati menggunakan kebebasannya,” kata Imam.

Media digital

Seiring perkembangan teknologi yang terjadi, Jakob pun mengingatkan agar media beradaptasi menyongsong perubahan.

Penyesuaian ini tentu harus dilakukan tanpa melupakan kewajiban pers menyampaikan kebenaran.

Baca juga: Jakob Oetama: Koran Itu Harus Jadi Miniatur Indonesia

Dosen Fakultas Komunikasi Universitas Katolik Atma Jaya, Andina Dwifatma—mengutip data techinasia.com per Januari 2016—menyebutkan, jumlah pengguna internet aktif di Indonesia 88,1 juta orang. Koneksi internet dari telepon cerdas mencapai 326,3 juta dengan pengguna media sosial 79 juta.

”Harus ada inovasi bagaimana membuat berita yang padat dan menyeluruh serta tidak mengabaikan nilai-nilai dasar jurnalisme,” kata Andina.

Ia mencontohkan, salah satu bentuk pemberitaan digital yang komprehensif adalah Visual Interaktif Kompas (VIK) melalui laman https://vik.kompas.com.

Sesuai semangatnya sebagai pendidik, Jakob pun memosisikan Kompas sebagai lembaga pendidikan.

Lembaga ini memberikan informasi sekaligus pendidikan kewarganegaraan bagi pembacanya.

Baca juga: Cerita Fahri Hamzah Gemar Kliping Artikel Jakob Oetama...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com