Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pola dan Penyebab Klaster Keluarga dalam Kasus Covid-19 di Dunia

Kompas.com - 07/09/2020, 10:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Seorang anggota keluarga yang tidak tahu bahwa dirinya terpapar Covid-19 berinteraksi dengan para tamu.

Sebulan setelahnya, 18 anggota keluarga, termasuk 2 orang lanjut usia dan satu penderita kanker payudara dikonfirmasi positif Covid-19.

"Setiap aktivitas yang melibatkan kontak dengan orang lain memiliki tingkat risiko yang sama saat ini," tulis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam keterangan resminya saat itu.

Sebelumnya, pada bulan Februari dan Maret 2020, Departemen Kesehatan Publik Chicago (CDPH) menginvestigasi sebuah klaster multi-keluarga untuk kasus Covid-19.

Mengutip keterangan resmi di laman CDC, laporan investigasi menunjukkan klaster dari 16 kasus yang dikonfirmasi dan probable Covid-19, termasuk tiga kasus keamtian.

Klaster ini disebut berasosiasi dengan penularan yang terjadi di dua acara perkumpulan keluarga, yaitu upacara pemakaman dan pesta ulang tahun.

Selain di AS, klaster keluarga juga menyumbang persentase yang cukup tinggi pada kasus Covid-19 di Beijing, yaitu 57,6 persen dari total kasus yang terkonfirmasi menurut penelitian yang dipublikasikan di Elsevier Public Health Emergency Collection, April lalu.

Ada empat keluarga yang diteliti dalam studi tersebut, yaitu total sebanyak 24 anggota keluarga.

Tiga keluarga diduga terpapar virus saat mengunjungi Wuhan. Sementara, 1 keluarga lainnya terpapar saat bertemu dengan seseorang yang datang dari Wuhan ke Beijing.

Baca juga: Berkaca dari Munculnya Klaster-klaster Keluarga, Apa Sebab dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Rekomendasi

Cara untuk menghentikan atau setidaknya memperlambat penyebaran virus dapat dilakukan dengan mempraktikkan social distancing.

Menurut CDC, rekomendasi termasuk juga secara fisik menjaga jarak dengan orang lain, juga menghindari penggunaan transportasi publik serta berbagi kendaraan.

"Itu adalah apa yang kita lakukan di masa epidemi. Ini adalah proses sementara yang mungkin dibutuhkan untuk membantu menekan penyebaran virus di dalam komunitas," kata Direktur Penyakit Infeksi, Dr Robert Citronberg.

Sementara, menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, untuk mencegah penularan klaster keluarga semakin meluas, pemerintah daerah juga pemerintah pusat, menurutnya harus menuntaskan tracing, dan diikuti dengan isolasi.

"Bila ini tidak tuntas, maka kita tidak bisa lagi mencegah penularan yang lebih besar. Untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, tidak ada cara lain selain memperkuat testing di masyarakat," kata Dicky.

"Hanya saja, kalau tidak terkendali juga, misalnya setelah melakukan testing. Berarti ada yang salah dengan program testing-nya, maka perlu dilakukan evaluasi," ujar Dicky.

Secara umum, menurut para petugas kesehatan, berikut adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran Covid-19:

  • Menghindari untuk melakukan kontak fisik termasuk jabat tangan
  • Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air setidaknya 20 detik atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol 60 persen
  • Membersihkan atau mendisinfeksi permukaan benda-benda
  • Menghindari mereka yang sakit
  • Menjauhkan diri dari yang lain apabila sakit.

Baca juga: Penambahan 14 Kasus Positif di Bogor, 7 di Antaranya dari Klaster Keluarga

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Happy Hypoxia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

2 Menteri Jokowi Buka Suara soal Polwan Bakar Suami karena Judi Online

2 Menteri Jokowi Buka Suara soal Polwan Bakar Suami karena Judi Online

Tren
Berapa Gaji dan Tunjangan Briptu RDW yang Meninggal Dibakar Istri karena Judi Online?

Berapa Gaji dan Tunjangan Briptu RDW yang Meninggal Dibakar Istri karena Judi Online?

Tren
Data Pegawainya Disebut Bocor dan Beredar di 'Dark Web', Ini Penjelasan Kemenko Perekonomian

Data Pegawainya Disebut Bocor dan Beredar di "Dark Web", Ini Penjelasan Kemenko Perekonomian

Tren
4 Fakta Oknum Anggota Polres Yalimo Bawa Kabur Senjata, 4 AK China Raib

4 Fakta Oknum Anggota Polres Yalimo Bawa Kabur Senjata, 4 AK China Raib

Tren
Kronologi Pesawat Wakil Presiden Malawi Hilang saat Berencana Hadiri Pemakaman

Kronologi Pesawat Wakil Presiden Malawi Hilang saat Berencana Hadiri Pemakaman

Tren
41 Link Pengumuman UTBK SNBT 2024 dan Cara Ceknya

41 Link Pengumuman UTBK SNBT 2024 dan Cara Ceknya

Tren
Ahli Ungkap Alasan Beruang dan Harimau di India Urung Berkelahi meski Sudah Ancang-ancang

Ahli Ungkap Alasan Beruang dan Harimau di India Urung Berkelahi meski Sudah Ancang-ancang

Tren
Kronologi Jurnalis Inggris Ditemukan Meninggal di Yunani, Sempat Hilang 4 Hari

Kronologi Jurnalis Inggris Ditemukan Meninggal di Yunani, Sempat Hilang 4 Hari

Tren
Profil Rustam Lutfullin, Wasit Indonesia Vs Filipina

Profil Rustam Lutfullin, Wasit Indonesia Vs Filipina

Tren
Upacara 17 Agustus Digelar di Dua Lokasi, Kok Bisa? Ini Kata Jokowi

Upacara 17 Agustus Digelar di Dua Lokasi, Kok Bisa? Ini Kata Jokowi

Tren
Hasto Diperiksa KPK soal Harun Masiku, Mengaku Kedinginan dan Protes Ponsel Disita

Hasto Diperiksa KPK soal Harun Masiku, Mengaku Kedinginan dan Protes Ponsel Disita

Tren
Polisi Tetapkan Tersangka Keempat Kasus Tewasnya Bos Rental Mobil di Pati, Ini Perannya dalam Pengeroyokan

Polisi Tetapkan Tersangka Keempat Kasus Tewasnya Bos Rental Mobil di Pati, Ini Perannya dalam Pengeroyokan

Tren
Karier Grace Natalie Melejit Usai Pilpres 2024, Terima 2 Jabatan Kurang dari Sebulan

Karier Grace Natalie Melejit Usai Pilpres 2024, Terima 2 Jabatan Kurang dari Sebulan

Tren
Berbeda dengan Manusia, Begini Cara Anjing Melihat Warna dan Dunia

Berbeda dengan Manusia, Begini Cara Anjing Melihat Warna dan Dunia

Tren
Detik-detik Mobil Seret Pompa Pertalite di SPBU Cilegon hingga Berakibat Kebakaran

Detik-detik Mobil Seret Pompa Pertalite di SPBU Cilegon hingga Berakibat Kebakaran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com