Seorang anggota keluarga yang tidak tahu bahwa dirinya terpapar Covid-19 berinteraksi dengan para tamu.
Sebulan setelahnya, 18 anggota keluarga, termasuk 2 orang lanjut usia dan satu penderita kanker payudara dikonfirmasi positif Covid-19.
"Setiap aktivitas yang melibatkan kontak dengan orang lain memiliki tingkat risiko yang sama saat ini," tulis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam keterangan resminya saat itu.
Sebelumnya, pada bulan Februari dan Maret 2020, Departemen Kesehatan Publik Chicago (CDPH) menginvestigasi sebuah klaster multi-keluarga untuk kasus Covid-19.
Mengutip keterangan resmi di laman CDC, laporan investigasi menunjukkan klaster dari 16 kasus yang dikonfirmasi dan probable Covid-19, termasuk tiga kasus keamtian.
Klaster ini disebut berasosiasi dengan penularan yang terjadi di dua acara perkumpulan keluarga, yaitu upacara pemakaman dan pesta ulang tahun.
Selain di AS, klaster keluarga juga menyumbang persentase yang cukup tinggi pada kasus Covid-19 di Beijing, yaitu 57,6 persen dari total kasus yang terkonfirmasi menurut penelitian yang dipublikasikan di Elsevier Public Health Emergency Collection, April lalu.
Ada empat keluarga yang diteliti dalam studi tersebut, yaitu total sebanyak 24 anggota keluarga.
Tiga keluarga diduga terpapar virus saat mengunjungi Wuhan. Sementara, 1 keluarga lainnya terpapar saat bertemu dengan seseorang yang datang dari Wuhan ke Beijing.
Baca juga: Berkaca dari Munculnya Klaster-klaster Keluarga, Apa Sebab dan Bagaimana Cara Mencegahnya?
Cara untuk menghentikan atau setidaknya memperlambat penyebaran virus dapat dilakukan dengan mempraktikkan social distancing.
Menurut CDC, rekomendasi termasuk juga secara fisik menjaga jarak dengan orang lain, juga menghindari penggunaan transportasi publik serta berbagi kendaraan.
"Itu adalah apa yang kita lakukan di masa epidemi. Ini adalah proses sementara yang mungkin dibutuhkan untuk membantu menekan penyebaran virus di dalam komunitas," kata Direktur Penyakit Infeksi, Dr Robert Citronberg.
Sementara, menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, untuk mencegah penularan klaster keluarga semakin meluas, pemerintah daerah juga pemerintah pusat, menurutnya harus menuntaskan tracing, dan diikuti dengan isolasi.
"Bila ini tidak tuntas, maka kita tidak bisa lagi mencegah penularan yang lebih besar. Untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, tidak ada cara lain selain memperkuat testing di masyarakat," kata Dicky.
"Hanya saja, kalau tidak terkendali juga, misalnya setelah melakukan testing. Berarti ada yang salah dengan program testing-nya, maka perlu dilakukan evaluasi," ujar Dicky.
Secara umum, menurut para petugas kesehatan, berikut adalah cara terbaik untuk menghindari penyebaran Covid-19:
Baca juga: Penambahan 14 Kasus Positif di Bogor, 7 di Antaranya dari Klaster Keluarga