Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bantal dan Evolusinya hingga Hari Ini

Kompas.com - 06/09/2020, 20:51 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Namun tetap, bantal masih hanya dimiliki oleh mereka orang-orang yang kaya.

Seiring berjalannya waktu, bantal mengalami perluasan fungsi, tidak lagi hanya digunakan untuk alas kepala ketika tidur, tetapi juga digunakan untuk alas ketika berlutut atau berdoa.

Fungsi bantal yang satu ini pun masih banyak ditemui hingga sekarang.

Di China, bantal tebuat dari bahan keras seperti porselen, kayu, perak, bambu, atau keramik.

Namun mereka meletakkan beberapa material seperti pakaian di atasnya agar terasa lebih empuk dan nyaman digunakan.

Sempat tidak digunakan

Dikutip dari Gotta Sleep, bantal ditinggalkan penggunanya ketika kekaisaran Romawi Barat jatuh.

Orang-orang kaya masih menggunakannya, tapi tidak dengan kalangan masyarakat umum. Penggunaannya dinilai menjadi simbol kelemahan.

Baca juga: Bagaimana Kucing Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Gedung Tinggi?

Hanya ada dua kelompok atau orang yang bisa tetap menggunakan bantal di era ini, mereka adalah ibu hamil dan Raja Henry VIII.

Selain itu, semua orang dilarang menggunakan bantal. Mereka diminta untuk tidur tanpa bantal, sehingga posisi kepala lurus dengan punggung.

Hanya saja kepercayaan ini perlahan luntur hingga perlahan orang-orang kembali memiliki bantal untuk beristirahat di malam hari.

Orang-orang mulai menyadari membutuhkan tempat yang lembut untuk mengistirahatkan kepala mereka.

Hanya saja, mereka kerap mengganti isi bantal yang mereka gunakan, karena rawan terserang hama penyakit.

Bantal hari ini

Sebagian besar bantal yang ada hari ini berisikan kapas atau bahan sintetis yang empuk.

Namun, tidak hanya bahan yang mengalami perubahan jauh di hari ini, bentuk dan fungsi bantl pun mengalami banyak perkembangan.

Fungsi bantal tidak hanya untuk alas tidur, ada banyak bantal yang memiliki teknologi canggih.

Misalnya untuk membaca pola tidur penggunanya, membangunkan ketika si pengguna mendengkur, dilengkapi alarm, dan lain sebagainya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com