Warga negara Timor Leste yang tetap di luar negeri (kebanyakan pelajar; para pekerja berketerampilan rendah di Inggris, Irlandia dan Korea Selatan; atau pekerja musiman di Australia) ditawarkan dukungan untuk tinggal di luar negeri.
Warga Timor Leste menerima paket bantuan termasuk sabun, telur dan beras dari lembaga non-pemerintah dan sektor swasta.
Bagi rumah tangga yang berpenghasilan di bawah 500 dollar AS (Rp 7,4 juta) sebulan berhak atas subsidi bulanan sebesar 100 dollar AS (Rp 1,4 juta) dari pemerintah.
Baca juga: Saran IDI dan Sulitnya Mencari Kamar Perawatan Covid-19...
Perbatasan dengan Indonesia dipatroli oleh pihak berwenang yang memaksakan penutupan dan perintah tinggal di rumah.
Namun seperti negara lainnya yang memberlakukan penguncian atau lockdown, Timor Leste menghadapi masalah ekonomi. Pendapatan minyak dan gas yang menopang perekonomiannya segera habis.
Hak atas ladang energi bawah laut yang baru diperoleh negara itu dalam beberapa tahun terakhir terjebak dalam fase pra-pembangunan.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Para peneliti dari Universitas Nasional Australia menemukan bahwa Timor Leste mengeluarkan jauh lebih banyak kebijakan untuk mengatasi Covid-19 dibanding tetangganya di Pasifik.
Mereka mengeluarkan sebesar 8,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Penanganan Covid-19 Timor-Leste hampir 100 persen didanai sendiri.
Sementara itu seperti di tempat lain, perempuan dan anak-anak cenderung lebih menderita dengan situasi penguncian karena meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga dan kehilangan pendidikan tatap muka.
“Di Timor Leste, 59 persen wanita berusia 15-45 tahun yang pernah menikah pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dari pasangan dekat selama hidup mereka,” kata Badan Pengembangan Wanita Internasional.
Hal itu kemungkinan akan meningkat karena kekhawatiran keamanan, kesehatan, dan uang. Itu akan semakin membebani rumah tangga yang terkurung.
Baca juga: Selain PJJ, Adakah Metode Pembelajaran Lain yang Bisa Diterapkan?
Salah satu langkah pemerintah adalah melalui International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Dilansir laman IFRC, Senin (17/8/2020), Palang Merah mengintensifkan kampanye pencegahan di wilayah perbatasan yang dianggap sebagai zona merah penularan Covid-19.
Sejak awal pandemi, Palang Merah TImor Leste telah memprioritaskan kawasan itu beserta 35 desa dan 140 dusunnya, karena perbatasan memungkinkan orang untuk berpindah secara ilegal antar negara tetangga.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?
Palang Merah Timor Leste memberikan informasi kesehatan penting dan kegiatan peningkatan kesadaran untuk membendung virus.