KOMPAS.com - Setelah 21 tahun lepas dari Indonesia, Timor Leste (yang dulunya dikenal dengan Timor Timur) juga menghadapi situasi pandemi Covid-19.
Tidak seperti Indonesia, menurut Worldometers, negara berpenduduk 1.322.667 tersebut hanya mencatatkan 27 kasus Covid-19 hingga Kamis (3/9/2020).
Sementara itu Indonesia melaporkan ribuan kasus harian setiap harinya.
Baca juga: Perjalanan Kasus Virus Corona di Indonesia...
Terbaru, pada Kamis (3/9/2020) dilaporkan 3.622 kasus baru sehingga jumlahnya menjadi 184.268 kasus Covid-19.
Dari jumlah tersebut terdapat 7.750 orang meninggal. Sedangkan di Timor Leste tidak ada kasus meninggal.
Justru sebanyak 25 orang sudah dinyatakan sembuh dan saat ini masih ada 2 kasus aktif. Kasus pertama di Timor Leste dilaporkan pada 21 Maret 2020
Baca juga: Sempat Trending, Berikut 5 Fakta soal Timor Leste
Bagaimana penanganan Covid-19 dan kondisi Timor Leste yang menghadapi pandemi?
Dilansir UCA News, Selasa (25/9/2020), menjelang akhir Juni, Timor Leste telah berhasil mengakhiri keadaan darurat dan menyatakan menang melawan Covid-19.
Meskipun Timor Leste termasuk negara miskin dengan sistem kesehatan yang lemah, tapi mereka bergerak cepat menjelang akhir Maret dengan memberlakukan keadaan darurat Covid-19.
Aturan yang diberlakukan lebih ketat daripada kebanyakan negara bagian Australia.
Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...
Mereka mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah penyakit, mengatasi pandemi, menyelamatkan nyawa, dan memastikan rantai pasokan barang serta jasa.
Bahkan jika mungkin mereka membatasi beberapa hak dan kebebasan fundamental.
Menurut sekelompok akademisi dari Universitas Melbourne, pada awal Maret pemerintah Timor Leste menutup perbatasannya.
Baca juga: WNI Dilarang Masuk Malaysia Mulai Pekan Depan, Benarkah karena Corona?
Awalnya pembatasan hanya untuk non warga negara, akan tetapi setelah itu semua orang dibatasi.
Warga negara Timor Leste yang tetap di luar negeri (kebanyakan pelajar; para pekerja berketerampilan rendah di Inggris, Irlandia dan Korea Selatan; atau pekerja musiman di Australia) ditawarkan dukungan untuk tinggal di luar negeri.
Warga Timor Leste menerima paket bantuan termasuk sabun, telur dan beras dari lembaga non-pemerintah dan sektor swasta.
Bagi rumah tangga yang berpenghasilan di bawah 500 dollar AS (Rp 7,4 juta) sebulan berhak atas subsidi bulanan sebesar 100 dollar AS (Rp 1,4 juta) dari pemerintah.
Baca juga: Saran IDI dan Sulitnya Mencari Kamar Perawatan Covid-19...
Perbatasan dengan Indonesia dipatroli oleh pihak berwenang yang memaksakan penutupan dan perintah tinggal di rumah.
Namun seperti negara lainnya yang memberlakukan penguncian atau lockdown, Timor Leste menghadapi masalah ekonomi. Pendapatan minyak dan gas yang menopang perekonomiannya segera habis.
Hak atas ladang energi bawah laut yang baru diperoleh negara itu dalam beberapa tahun terakhir terjebak dalam fase pra-pembangunan.
Baca juga: Saat Australia Mencoba Alternatif Pelacakan Virus Corona Melalui Selokan...
Para peneliti dari Universitas Nasional Australia menemukan bahwa Timor Leste mengeluarkan jauh lebih banyak kebijakan untuk mengatasi Covid-19 dibanding tetangganya di Pasifik.
Mereka mengeluarkan sebesar 8,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Penanganan Covid-19 Timor-Leste hampir 100 persen didanai sendiri.
Sementara itu seperti di tempat lain, perempuan dan anak-anak cenderung lebih menderita dengan situasi penguncian karena meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga dan kehilangan pendidikan tatap muka.
“Di Timor Leste, 59 persen wanita berusia 15-45 tahun yang pernah menikah pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dari pasangan dekat selama hidup mereka,” kata Badan Pengembangan Wanita Internasional.
Hal itu kemungkinan akan meningkat karena kekhawatiran keamanan, kesehatan, dan uang. Itu akan semakin membebani rumah tangga yang terkurung.
Baca juga: Selain PJJ, Adakah Metode Pembelajaran Lain yang Bisa Diterapkan?
Salah satu langkah pemerintah adalah melalui International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Dilansir laman IFRC, Senin (17/8/2020), Palang Merah mengintensifkan kampanye pencegahan di wilayah perbatasan yang dianggap sebagai zona merah penularan Covid-19.
Sejak awal pandemi, Palang Merah TImor Leste telah memprioritaskan kawasan itu beserta 35 desa dan 140 dusunnya, karena perbatasan memungkinkan orang untuk berpindah secara ilegal antar negara tetangga.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Zona Hitam di Surabaya dan Mengapa Bisa Terjadi?
Palang Merah Timor Leste memberikan informasi kesehatan penting dan kegiatan peningkatan kesadaran untuk membendung virus.
Dalam wabah penyakit, mereka terlibat dengan memberikan informasi tepat waktu kepada komunitas yang paling terpapar adalah cara terbaik untuk membantu orang melindungi diri mereka sendiri
Mereka menjangkau desa dan dusun terpencil, pergi dari pintu ke pintu. Jika memungkinkan mereka memperkuat melalui pesan radio dan media sosial.
Baca juga: Uji Klinis Fase 3 Baru Dimulai, Kenapa 50 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Diterima November?
Selain kampanye pendidikan, Palang Merah telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mendirikan tenda karantina di ibu kota Dili dan stasiun perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.
Dengan memprioritaskan kebersihan, mereka juga mendirikan lebih dari 80 fasilitas cuci tangan di area penting seperti kantor pemerintah, sekolah dan gereja.
“Timor Leste adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang berhasil menahan Covid-19, merespons dengan cepat dan efektif dalam menangani pandemi sejak awal. Dengan deteksi kasus baru, penting bahwa setiap upaya dilakukan untuk menahan penularan Covid-19," kata Kepala Tim Dukungan Klaster Negara IFRC untuk Indonesia dan Timor Leste Jan Gelfand.
Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021
Dilansir laman Heritage, skor kebebasan ekonomi Timor-Leste adalah 45,9.
Hal itu menjadikan Timor Leste menduduki peringkat ke-171 dunia dalam indeks 2020.
Di kawasan Asia-Pasifik, Timor Leste berada di peringkat ke-40 di antara 42 negara dan skor keseluruhannya jauh di bawa rata-rata kawasan maupun dunia.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...
Perekonomian Timor Leste mencatat sedikit tanda-tanda kebebasan ekonomi sejak dimasukkan dalam Indeks pada tahun 2009. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)-nya lemah.
Perekonomian negara itu bergantung pada pengeluaran pemerintah yang didanai oleh penarikan dari Dana Perminyakan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi