"Banyaknya anak-anak yang pendidikannya benar-benar terganggu selama berbulan-bulan merupakan keadaan darurat pendidikan global," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.
Menurutnya, hal ini akan membawa dampak jangka panjang, yakni terjadinya ketimpangan ekonomi pada masyarakat di beberapa dekade yang akan datang.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...
Diperkirakan, ada sekitar 1,5 miliar siswa di seluruh dunia yang terdampak kebijakan penutupan sekolah akibat Covid-19.
Secara wilayah, siswa yang ada di Eropa disebut lebih diuntungkan daripada mereka yang ada di Afrika dan sebagian Asia.
Di antara jumlah siswa yang tidak dapat mengakses pendidikan daring secara baik, 67 juta di antaranya berasal dari Afrika bagian barat dan tengah, 80 juta ada di kawasan Pasifik dan Asia Timur, 37 juta lainnya berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara, 13 juta dari Amerika Latin juga Karibia, dan 147 juta siswa lainnya berasal dari Asia Selatan.
Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...