Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu di Atas 30 Derajat di Beberapa Wilayah, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 28/08/2020, 19:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

1. Penyinaran matahari merupakan faktor utama dari suhu yang memanas. Posisi matahari yang saat ini berada di khatulistiwa menjadikan wilayah Indonesia memiliki suhu yang panas.

2. Tidak adanya tutupan awan. Tidak adanya tutupan awan menyebabkan sinar matahari dapat langsung ke bumi.

3. Kadar uap air di udara. Relatif humidity (kelembapan udara) yang kering menyebabkan suhu lebih panas.

4. Faktor topografi wilayah juga berpengaruh, ditambah jika wilayah urban yang lebih cepat dampaknya untuk suhu panas.

Baca juga: Suhu Terpanas Bumi dalam 100 Tahun Terakhir: 54,4 Derajat Celcius

Periode puncak musim kemarau

Sementara itu, Kepala Bidang prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saepudin mengatakan, prakiraan periode puncak musim kemarau khusus untuk wilayah Jabodetabek, umumnya hingga Agustus ini.

Jabodetabek masih berada pada periode puncak musim kemarau.

Akan tetapi, potensi hujan di musim kemarau bukan berarti tidak mungkin terjadi.

"Hujan di musim kemarau dapat terjadi jika ada dinamika atmosfer yang signifikan seperti aktifnya gelombang atmosfer, hangatnya suhu muka laut, atau adanya pola konvergensi yang berkontribusi pada peningkatan awan hujan. Begitu juga jika adanya labilitas udara yang signifikan," ujar Miming saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Jumat (28/8/2020).

Miming mengatakan, kondisi suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek secara rata-rata Agustus pada siang hari berkisar antara 33-35 derajat celsius.

Dengan demikian, ukuran suhu 35 derajat celsius masih dalam kategori normal terutama di wilayah pusat perkotaan seperti Bekasi.

Ia menyebutkan, kondisi suhu panas dapat terjadi karena kondisi cuaca yang cerah.

Dalam hal inim awan yang terbentuk sangat sedikit atau bahan tidak ada, sehingga seolah-olah tidak ada filter yang menyaring sinar matahari ke permukaan bumi terutama pada siang hari.

Selain itu, kondisi kelembapan udara yang relatif kering juga dapat meningkatkan teriknya panas matahari pada siang hari, dan kecilnya peluang pertumbuhan awan.

Baca juga: Suhu Mencapai 54,4 Derajat Celcius, Selama 2 Hari California Lakukan Pemadaman Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com