Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Video Lahar Dingin di Kabupaten Karo, Bagaimana Proses Terbentuknya?

Kompas.com - 28/08/2020, 06:33 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan adanya lahar dingin yang mengalirkan sejumlah batang pohon beredar luas di media sosial pada Sabtu (22/8/2020).

Adapun video tersebut diunggah oleh pengguna Twitter bernama Rizal, @Rizal06691023.

Dalam video, disebutkan bahwa kejadian mengalirnya lahar dingin tersebut terjadi pada 22 Agustus 2020.

"Lahar dingin kembali terjadi di Desa Kutambaru, Kab. Karo. Lahar dingin terjadi akibat curah hujan yang terjadi di seputaran Gunung Api Sinabung.
22 Agu 2020," tulis Rizal dalam twitnya.

Baca juga: Update Sinabung: Statusnya Masih Siaga, Kamis Erupsi Tujuh Kali

Lantas, apa itu lahar dingin dan bagaimana proses terbentuknya?

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menjelaskan video soal lahar dingin di Kabupaten Karo, Sumatera Utara tersebut memang benar terjadi.

"Dalam foto itu, kejadian lahar lima hari yang lalu," ujar Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/8/2020).

Ia menambahkan, rekomendasi PVMBG pada status level 3 (Siaga) salah satunya bila terjadi hujan agar mewaspadai kejadian lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Sinabung.

Baca juga: Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...

Proses terjadinya lahar dingin

Terkait keterangan dalam video yang menyebut bahwa lahar dingin terjadi setelah Gunung Sinabung erupsi, Kasbani menyampaikan, lahar dingin dapat terjadi tidak hanya pasca-kejadian gunung erupsi.

Ia menjelaskan, lahar dingin terjadi jika ada material vulkanik yang ada pada kawah gunung yang kemudian bercampur dengan air hujan meluruh ke hilir gunung.

"Material vulkanik hasil erupsi yang menumpuk di lereng gunung jika terkena air (hujan) berpotensi mengalir ke bawah sebagai lahar hujan atau lahar dingin," ujar Kasbani.

"Yang penting ada material vulkanik di atas, kalau belum ada material, tidak bisa terjadi lahar dingin," lanjut dia.

Baca juga: Update Sinabung: Status Siaga, Aktivitas Vulkanik Belum Stabil

Selain itu, ia menambahkan bahwa apabila ada material vulkanik yang baru maka proses terjadinya lahar dingin akan lebih cepat.

Proses terbentuknya lahar dingin ini, imbuhnya juga membutuhkan campuran air hujan.

Setelah tercampur antara material vulkanik dengan air hujan dan didorong dengan gravitasi, maka lahar dingin akan mengalir mengikuti lembah-lembah dan alur sungai dari gunung tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com