Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Hong Kong Laporkan Kasus Infeksi Ulang Virus Corona

Kompas.com - 25/08/2020, 08:20 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Peneliti di Hong Kong melaporkan sebuah kasus pada seorang pria sehat berusia 30-an yang mengalami infeksi ulang virus corona.

Infeksi ulang itu terjadi empat setengah bulan setelah pria itu dinyatakan sembuh dari infeksi pertama yang dia alami.

Melansir BBC, Selasa (25/8/2020) hasil analisis sekuens genom menunjukkan bahwa dua strain virus yang diambil dari tubuh pria itu dipastikan berbeda. Sehingga, kasus ini menjadi infeksi ulang pertama di dunia yang berhasil dibuktikan.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan semua pihak untuk tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan hanya dari satu kasus saja.

Para pakar juga mengatakan bahwa infeksi ulang kemungkinan adalah kejadian langka dan bisa jadi tidak sepenuhnya serius.

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Dugaan Infeksi Ulang Virus Corona, WHO: Kami Belum Tahu

Imunitas masih belum diketahui

Melansir Worldometers, Selasa (25/8/2020) total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 23 juta kasus.

Mereka yang pernah terinfeksi virus corona, diketahui mengembangkan sistem imun sebagai respons tubuh dalam melawan virus, yang juga mencegah terjadinya infeksi ulang.

Respon sistem imun yang paling kuat telah ditemukan pada pasien-pasien yang mengalami sakit sangat parah. Namun, belum diketahui seberapa kuat imunitas ini, atau seberapa lama ia bertahan.

WHO mengatakan, diperlukan studi yang mendalam terhadap orang-orang yang pernah terinfeksi untuk mendapatkan pemahaman lebih lengkap.

Kasus infeksi ulang ini dilaporkan oleh Universitas Hong Kong, dan akan dipublikasikan di Clinical Infectious Diseases.

Baca juga: Antibodi terhadap Covid-19 Menurun, Studi Inggris Ungkap Potensi Infeksi Ulang

Masih perlu penelitian

Dalam laporan dari Universitas Hong Kong, disebut bahwa pria itu menghabiskan waktu 14 hari di rumah sakit sebelum dinyatakan pulih, dan meski tidak menunjukkan gejala, ia dinyatakan positif virus corona untuk kedua kalinya setelah menjalani tes saliva di bandara.

"Ini adalah contoh infeksi ulang yang sangat langka," kata Brendan Wren, profesor patogenesis mikroba, di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

"Dan itu seharusnya tidak meniadakan dorongan global untuk terus mengembangkan vaksin Covid-19. Memang sudah diduga bahwa virus akan bermutasi secara alami dari waktu ke waktu," katanya.

Dr Jeffrey Barrett, konsultan ilmiah senior untuk proyek genom Covid-19 di Wellcome Sanger Institute, mengatakan, mengingat jumlah infeksi global hingga saat ini, melihat satu kasus infeksi ulang tidak terlalu mengejutkan meskipun itu kejadian yang sangat langka.

"Mungkin infeksi kedua, ketika terjadi, tidak serius, meskipun kita masih tidak tahu apakah orang ini juga menularkan virus selama infeksinya yang kedua,"

Prof Paul Hunter, dari Universitas East Anglia, mengatakan lebih banyak informasi tentang kasus ini dan kasus infeksi ulang lainnya diperlukan sebelum kita benar-benar dapat memahami implikasinya.

Baca juga: [POPULER TREN] Deretan Kebakaran hingga Bom di Gedung Kejagung | Cara Cek Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com