KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.
Hingga Selasa, (25/8/2020) pagi, berdasarkan data dari Worldomoters, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 23.790.079.
Dari jumlah itu, sebanyak 816.236 orang meninggal dunia, dan 16.336.058 dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:
Baca juga: [POPULER TREN] Deretan Kebakaran hingga Bom di Gedung Kejagung | Cara Cek Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta
Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari CNN International, Senin (25/8/2020):
Jumlah total kasus virus korona Kolombia mencapai 551.696 pada hari Senin (24/8/2020) setelah negara itu mencatat temuan 10.549 kasus baru.
Sementara itu, terdapat 296 kematian baru yang tercatat dalam 24 jam terakhir, meningkatkan jumlah kematian nasional menjadi 17.612.
Kolombia adalah negara keempat di Amerika Latin dengan kasus Covid-19 tertinggi, setelah Brasil, Peru, dan Meksiko, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Peningkatan kasus ini terjadi ketika Walikota Bogota Claudia Lopez mengumumkan pada Senin kemarin bahwa penguncian lokal akan dicabut di ibu kota Kolombia pada Kamis, empat hari lebih cepat dari jadwal.
Beberapa langkah social distancing akan tetap diterapkan di Bogota selama bulan September, tetapi sebagian besar pemilik bisnis akan diizinkan untuk membuka kembali bisnis mereka.
Baca juga: Studi: Virus Corona Bisa Bertahan pada Daging dan Ikan Beku hingga Tiga Minggu
Jerman telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk Paris dan wilayah Cote d'Azur di tenggara Perancis karena tingkat infeksi virus corona yang tinggi, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman pada hari Senin kemarin.
"Penyebaran Covid-19 terus mengarah pada pembatasan perjalanan udara internasional dan berdampak buruk pada kehidupan publik di Prancis. Saat ini ada peringatan terhadap perjalanan wisata yang tidak perlu ke wilayah Île-de-France (dengan ibu kota Paris) dan Provence-Alpes-Côte-d'Azur karena tingginya jumlah infeksi," kata kementerian luar negeri Jerman.
"Di wilayah ini, jumlah infeksi baru melebihi 50 kasus per 100.000 penduduk selama tujuh hari, itulah mengapa mereka diklasifikasikan sebagai wilayah berisiko," tambah pernyataan itu.
Wisatawan yang kembali dari wilayah ini akan diminta untuk mengikuti tes PCR setibanya di Jerman dan diwajibkan untuk karantina selama 14 hari.