Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pembangunan Infrastruktur Pasca-Corona

Kompas.com - 13/08/2020, 06:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pelaksana pembangunan

Wajar bahwa mustahil Presiden Jokowi mewujudkan pembangunan infra struktur secara seorang diri maka harus menugaskan para pelaksana pembangunan mengejawantahkan program utama beliau menjadi kenyataan.

Wajar pula bahwa apa yang didambakan tidak selalu sesuai dengan apa yang pada kenyataan diwujudkan oleh para pelaksana pembangunan.

Ada pelaksana yang patuh pada agenda pembangunan berkelanjutan, Nawa Cipta, mau pun Pancasila. Namun ada pula yang sengaja atau tidak sengaja tidak mematuhi pembangunan berkelanjutan maka melakukan pelanggaran HAM dan hukum sehingga alih-alih menyejahterakan malah menyengsarakan rakyat.

Terutama rakyat yang digusur dari tanah dan rumah masing-masing atas nama pembangunan infrastruktur yang dikononkan sebagai kepentingan umum.

Harus ikhlas

Rakyat harus ikhlas berkorban untuk dikorbankan oleh mereka yang meyakini bahwa pembangunan memang harus memakan korban asal yang dikorbankan bukan mereka yang memaksakan pembangunan memang harus memakan korban.

Pendek kata yang harus rela dikorbankan bukan penguasa tetapi rakyat! Dengan keyakinan dogmatis yang bertolak-belakang dengan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, para penggusur bersemangat menggusur rakyat yang dipaksa mengikhlaskan diri untuk digusur.

Memang apa yang dikehendaki Presiden tidak selalu sama dengan pewujudan yang dilaksanakan oleh para pelaksana pembangunan.

Maka Presiden Jokowi sempat terkejut sebab Indonesia memiliki 15 bandara internasional yang jelas berlebih apalagi di masa pasca Corona yang menghancurleburkan sektor industri pariwisata di planet bumi ini.

Masa depan

Pada masa sebelum pagebluk Corona telah terbukti memang ada (tidak semua) pelaksana pembangunan infra struktur tega menggusur rakyat atas nama pembangunan infra struktur secara sempurna dan paripurna melanggar hukum dan HAM.

Masa lalu tidak bisa diubah. Yang bisa diubah hanya masa depan.

Maka besar harapan kita semua yang menghayati Pancasila terutama rakyat kecil yang lazimnya terpaksa bahkan dipaksa menjadi korban pembangunan bahwa di masa depan yang disebut sebagai new normal setelah badai pagebluk Corona berlalu para pelaksana pembangunan sudi berkenan menatalaksana pewujudan program pembangunan infrastuktur secara konsekuen dan konsisten tanpa kompromi mematuhi agenda pembangunan berkelanjutan, Nawa Cipta, Hukum, HAM dan Pancasila demi sedikit pun tidak mengorbankan alam dan rakyat sesuai cita-cita adiluhur Presiden Joko Widodo. Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com