Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Wabah Salmonella Meluas ke 43 Negara Bagian AS...

Kompas.com - 09/08/2020, 20:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum beres dengan persoalan Covid-19, Amerika Serikat kini tengah dilanda wabah salmonella.

Sebanyak 43 negara bagian dilaporkan terdampak wabah.

Dilansir CNN, Sabtu (8/8/2020), wabah salmonella yang disebabkan oleh bawang merah tersebut meluas dan telah menginfeksi 640 orang.

Baca juga: Akibat Wabah Pes di Mongolia Dalam, China Isolasi Satu Desa

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, setidaknya 85 orang dari jumlah di atas telah dirawat di rumah sakit.

BPOM Amerika atau Food and Drug Administration (FDA) melarang konsumen untuk makan bawang bombay dari Thomson International Inc.

Beberapa bawang itu dijual dengan berbagai merek di toko-toko seperti Walmart, Kroger, Fred Meyer, Publix, Giant Eagle, Food Lion, dan HEB.

Baca juga: Hoaks, Air Rebusan Bawang Putih untuk Sembuhkan Virus Corona

Selain itu, beberapa perusahaan juga menarik makanan yang dibuat dengan bawang seperti salad ayam, salad makaroni, tumis fajita, pizza dan bawang mentah potong dadu. Itu termasuk Taylor Farms dan Giant Eagle.

CDC mengatakan orang-orang harus memeriksa apakah produk-produk itu ada di rumah mereka dan membuangnya jika menemukannya.

"Jangan memakannya atau mencoba memasak bawang atau makanan sejenisnya agar aman," kata CDC.

Baca juga: Jamur Enoki dan Kaitannya dengan Wabah Listeria...

Penyakit salmonella

Dilansir WebMD, salmonella adalah jenis bakteri yang paling sering dilaporkan sebagai penyebab penyakit terkait makanan di Amerika Serikat.

Penyakit akibat bakteri ini secara resmi disebut salmonellosis.

Tanda-tanda infeksi salmonella antara lain:

  • diare
  • demam
  • kotoran berdarah
  • dingin dan menggigil
  • sakit kepala
  • sakit perut
  • muntah
  • kram perut antara enam jam hingga enam hari setelah terpapar bakteri tersebut.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish dan Bagaimana Bisa Muncul?

Gejala cenderung mulai 8 hingga 72 jam setelah infeksi.

Kebanyakan orang menjadi lebih baik dengan sendirinya di rumah dalam 4-7 hari. Tetapi perlu waktu beberapa bulan agar buang air besar kembali normal.

Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebar dari usus ke bagian tubuh lainnya dan memerlukan rawat inap. Tapi jarang yang bisa mengancam jiwa.

Manusia dan hewan dapat membawa salmonella di usus dan kotorannya. Bakteri tersebut seringkali menyebar melalui makanan yang terkontaminasi.

Baca juga: Melihat Kondisi Wabah Virus Corona di Negara-negara Tersehat di Dunia

Sumber makanan umum infeksi salmonella meliputi:

  • Daging mentah dan setengah matang, termasuk ayam, kalkun, bebek, daging sapi, daging sapi muda, dan babi
  • Buah atau sayuran mentah
  • Susu yang tidak dipasteurisasi dan produk susu lainnya, termasuk keju lunak, es krim, dan yogurt
  • Telur mentah atau setengah matang
  • Makanan olahan seperti chicken nugget dan selai kacang

Baca juga: 8 Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes

Cara penularan

Salmonella juga bisa ditularkan secara langsung melalui:

  • Cuci tangan yang buruk. Penyebaran bakteri bisa terjadi karena tidak mencuci tangan dengan baik setelah menggunakan kamar mandi atau mengganti popok.
  • Hewan peliharaan. Hewan seperti anjing, kucing, burung, dan reptil dapat membawa bakteri tersebut.

Orang-orang yang rentan mengalami penyakit ini lebih parah adalah:

  • anak berusia di bawah 5 tahun
  • orang dewasa berusia di atas 65 tahun
  • orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah

Baca juga: Mengenal Obesitas, Bahaya dan Cara Mengatasinya

Faktor risiko lainnya adalah sebagai berikut:

  • Perjalanan internasional. Salmonella lebih sering terjadi di tempat dengan sanitasi yang buruk.
  • Mengonsumsi obat tertentu. Obat kanker atau steroid dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Antasida menurunkan jumlah asam di perut, yang membuat salmonella lebih mudah bertahan di sana. Antibiotik dapat membunuh bakteri "baik" di tubuh dan membuat infeksi lebih sulit untuk dilawan.
  • CDC menyerukan bagi siapapun yang memiliki gejala salmonella untuk segera menghubungi dokter dan memberitahu apa saja yang dimakan selama seminggu sebelum mereka sakit.

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Berdasarkan data CDC, berikut ini negara-negara di Amerika dan jumlah kasus salmonella:

  1. Alaska: 6
  2. Alabama: 1
  3. Arizona: 14
  4. California: 76
  5. Colorado: 14
  6. Connecticut: 2
  7. Delaware: 1
  8. Florida: 3
  9. Georgia: 1
  10. Idaho: 26
  11. Illinois: 41
  12. Indiana: 2
  13. Iowa: 20
  14. Kansas: 2
  15. Kentucky: 1
  16. Maine: 4
  17. Maryland: 1
  18. Massachusetts: 2
  19. Michigan: 36
  20. Minnesota: 14
  21. Mississippi: 2
  22. Missouri: 6
  23. Montana: 52
  24. Nebraska: 10
  25. Nevada: 8
  26. New Hampshire: 1
  27. Jersey baru: 2
  28. New Mexico: 1
  29. New York: 5
  30. Karolina utara: 5
  31. Dakota Utara: 8
  32. Ohio: 8
  33. Oregon: 85
  34. Pennsylvania: 9
  35. Karolina selatan: 1
  36. Dakota Selatan: 17
  37. Tennessee: 5
  38. Utah: 90
  39. Virginia: 8
  40. Washington: 25
  41. Virginia Barat: 2
  42. Wisconsin: 7
  43. Wyoming: 16

 Baca juga: Menilik Potensi Resesi Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com