KOMPAS.com - Sejumlah tempat wisata di Indonesia mulai dibuka atau uji coba terbatas selama pandemi virus corona, tak terkecuali di Yogyakarta.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengungkapkan saat ini sudah ada 40 tempat wisata di Yogyakarta yang sudah dibuka atau uji coba terbatas.
Ia mengungkapkan wisatawan di Yogyakarta masih didominasi wisatawan lokal dan Jawa Tengah.
"Provinsi lain belum signifikan jumlahnya. Awal Juli hingga weekend kemarin (wisatawan yang datang ke DIY) kira-kira 200.000 ribuan yang terdata di kita," ujar Singgih saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).
Baca juga: KAI Tambah Empat Kereta yang Berangkat dari Jakarta ke Solo, Yogyakarta, dan Surabaya, Apa Saja?
Singgih Raharjo menjelaskan ada aturan yang berlaku bagi pihak yang ingin berwisata di Yogyakarta pada masa pandemi virus corona, disebut dengan Pranatan Anyar Plesiran Jogja.
"Itu SOP, yang bahasa Indonesianya cara baru berwisata di Yogyakarta. Itu memuat panduan untuk berwisata baik itu di hotel, restoran, tempat wisata, dan lainnya," kata Singgih ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).
Pedoman itu disusun berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 48 Tahun 2020, Surat Edaran Kementerian Kesehatan, serta aturan dalam Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan WHO.
Singgih menjelaskan dalam protokol tersebut wisatawan yang datang wajib menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.
Ia menjelaskan tidak ada batasan wisatawan berasal dari mana. Hanya saja, untuk wisatawan yang berasal dari zona merah penyebaran Covid-19 harus membawa surat keterangan sehat atau hasil rapid test non reaktif.
Selain itu, Singgih mengungkapkan wisatawan yang rombongan, seperti menggunakan bus, belum diperbolehkan.
Sedangkan, untuk wisatawan dari luar negeri, menurutnya memang belum bisa masuk ke Indonesia. Jika nantinya sudah bisa masuk ke Indonesia, wisatawan luar negeri harus tes swab PCR terlebih dahulu.
Baca juga: Turunkan Harga Jadi Rp 5.000 Per Porsi Saat Pandemi, Mi Ayam di Yogyakarta Laku 300 Mangkuk Per Hari
Singgih menyarankan wisatawan melakukan reservasi agar pemerintah mendapat data wisatawan. Hal itu bertujuan memudahkan pelacakan kontak jika ada kasus Covid-19.
Selain itu, reservasi juga diperlukan untuk memastikan wisatawan bisa masuk di lokasi, karena jumlah pengunjung masih dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas.
"Saya merekomendasikan untuk reservasi supaya nanti di loket juga tidak terlalu lama mengantri dan tidak menimbulkan kerumunan," ujar Singgih.
Dia menjelaskan dengan melakukan reservasi, wisatawan dapat menghemat waktu. Tak seperti biasanya, saat pandemi wisatawan yang hendak masuk perlu melalui serangkaian kegiatan.
Wisatawan akan dicek suhunya, didata petugas, cuci tangan, dan sebagainya. Sementara itu jika wisatawan sudah reservasi, di tempat wisata hanya perlu menunjukkan barcode dan cuci tangan.
Bagi wisatawan yang melakukan reservasi bisa melakukan pembayaran melalui e-wallet atau transfer bank, serta membayar di tempat wisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.