Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Pembahasan soal Fetish, Bagaimana Gejala, dan Penanganannya?

Kompas.com - 08/08/2020, 13:10 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Berdasarkan kriteria diagnosis untuk fetish, sebagaimana terdapat pada DSM-5 adalah sebagai berikut:

  • Dalam waktu setidaknya 6 bulan, orang tersebut memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku yang berulang, intens, membangkitkan hasrat seksual yang melibatkan benda mati atau bagian tubuh nongenital
  • Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan tekanan yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau kehidupan pribadi
  • Obyek fetish bukanlah bagian atau benda yang dari awal dirancang untuk kebutuhan seksual

Apa penyebab munculnya fetish?

Paraphilia seperti fetish biasanya muncul selama pubertas. Namun, gejala ini dapat berkembang hingga masa remaja.

Tidak ada penyebab pasti dari munculnya fetish ini.

Akan tetapi, sejumlah ahli meyakini bahwa fetish berkembang dari pengalaman di masa kanak-kanak, dimana suatu obyek dikaitkan dengan bentuk gairah seksual yang kuat. 

Model pembelajaran perilaku menunjukkan bahwa seorang anak yang menjadi korban atau pemerhati perilaku seksual yang tidak pantas dapat menirunya atau memperkuat perilaku tersebut.

Model lainnya menunjukkan bahwa orang-orang ini kemungkinan kehilangan kontak seksual sosial normal, sehingga mencari kepuasan melalui cara yang tidak dapat diterima secara sosial.

Kemudian, dalam sejumlah kasus yang melibatkan laki-laki, beberapa ahli berpendapat bahwa fetish kemungkinan berasal dari adanya rasa ragu tentang maskulinitas, potensi, atau ketakutan seseorang akan penolakan dan penghinaan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish dan Bagaimana Bisa Muncul?

Dengan melakukan praktik fetish dan memegang kendali atas benda mati, menurut teori, seseorang dapat melindungi dirinya sendiri atau mengimbangi perasaan ketidakmampuan yang tadinya muncul.

Bagaimana menangani fetish?

Fetish, dalam banyak kasus, tidak berbahaya. Menurut definisi DSM, fetish dapat "diperlakukan" sebagai sebuah kelainan apabila mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani fungsi atau aktivitas kehidupan sehari-hati. 

Gangguan ini biasanya bersifat fluktuatif. Oleh karena itu, perawatan yang efektif terhadap pemilik fetish biasanya merupakan jangka panjang.

Meskipun tidak ada pengobatan yang ditentukan secara pasti, pendekatan dengan berbagai bentuk terapi terbukti berhasil.

Beberapa obat dapat membantu mengurangi pemikiran kompulsif terkait fetish ini, sehingga pasien dapat lebih berkonsentrasi saat menjalani konseling.

Perlu diketahui bahwa dorongan seksual tidak selalu berhubungan dengan perilaku pemilik fetish. Selain itu, tingkat testosteron yang tinggi juga tiddak selalu menyebabkan laki-laki mengalami paraphilia.

Namun, hormon seperti medroxyrogesterone acetate dan cyyproterone membantu menurunkan tingkat testosteron dan berpotensi mengurangi dorongan seksual. 

Baca juga: Ahli Sebut Fetish Tak Bisa Sembuh tapi Bisa Dikontrol, Bagaimana Caranya?

Dalam kasus fetish, berpotensi menurunkan fantasi seksual. 

Untuk itu, pengaturan hormon ini juga biasanya digunakan bersamaan dengan pengobatan atau perawatan perilaku maupun kognitif.

Beberapa penelitian juga menyebut bahwa model perilaku kognitif juga kemungkinan efektif untuk merawat orang-orang dengan paraphilia. 

(Sumber: Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella |Editor: Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com