Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Virus Corona pada Anak Muda Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 07/08/2020, 11:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 di kalangan anak muda selama lima bulan terakhir mengalami peningkatan.

Menurut WHO, 15 persen dari 6 juta kasus yang muncul pada periode akhir Februari hingga pertengahan Juni 2020 terjadi pada kelompok usia antara 15-24 tahun.

"Kami telah katakan sebelumnya, dan akan kami katakan lagi, orang-orang muda bukannya tidak rentan," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Ia mengatakan, orang-orang muda bisa terjangkit, hingga berisiko meninggal dunia, dan menularkan virus kepada orang lain.

Para pakar kesehatan menilai, generasi muda cenderung memilih tidak mengenakan masker dan menerapkan jarak sosial.

Selain itu, mereka selama ini kemungkinan besar tetap bekerja, bepergian untuk yang sifatnya rekreasi seperti mengunjungi bar atau berbelanja.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 7 Agustus: 19,2 Juta Kasus | Trump Sebut Vaksin Mungkin Tersedia Sebelum Pilpres

Dengan adanya peringatan WHO ini, apa yang harus dilakukan oleh orang muda? 

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, anak muda memang cenderung banyak yang abai terhadap protokol kesehatan.  

“Anak-anak muda ini, masih banyak yang abai. Nongkrong juga,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Ia mengingatkan, anak muda yang terinfeksi Covid-19 bisa memiliki risiko terhadap kualitas kesehatan jangka panjang meskipun mereka tanpa gejala.

“Perlu ada upaya inovatif untuk menyalurkan energi orang muda ini pada kegiatan outdoor yang positif dan aman,” kata Dicky.

Ia mencontohkan, misalnya dengan meningkatkan peran anak muda dalam ekonomi kreatif berbasis online.

Selain itu, menjadikan mereka sebagai agen perubahan dalam mengubah perilaku masyarakat agar mampu beradaptasi dalam situasi pandemi.

Baca juga: Filipina Alami Resesi di Tengah Lockdown Kedua Virus Corona

“Libatkan mereka untuk menjadi peyampai informasi ke kaum milenial. Kaum muda harus tahu potensi penularan Covid-19 yang mereka miliki beserta ancamannya,” ujar Dicky.

Dicky juga menyarankan agar sekolah dan kampus sebaiknya melakukan pembelajaran online hingga situasi benar-benar aman.

“Trennya membahayakan. Press release WHO minggu ini mengingatkan fakta bahwa proporsi usia muda menderita Covid-19 meningkat 3 kali lipat dalam 5 bulan terakhir,” terang dia.

Menurut Dicky, studi yang dipublikasikan di JAMA menyebutkan, penutupan sekolah sangat berkorelasi dengan penurunan kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19.

“Mayoritas wilayah kita (meski zona hijau sekali pun) are NOT testing enough to reopen schools safely,” kata dia.

Oleh karena itu, pembukaan sekolah juga harus memastikan kondisi para siswa aman dan dalam kondisi sehat saat untuk kembali ke sekolah.

Baca juga: Facebook Hapus Unggahan Trump karena Dianggap Misinformasi soal Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Penyebaran Virus Corona Melalui Udara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com