KOMPAS.com - Perusahaan Amerika Serikat, Novavax, Inc telah merilis hasil penelitian yang menunjukkan vaksin corona virus yang tengah dikaji aman dan memunculkan respons kekebalan, pada Selasa (4/8/2020).
Data pengujian fase 1 menunjukkan, dari 131 sukarelawan yang diberikan dua dosis vaksin , mereka mengembangkan antibodi penetral pada tingkat yang rata-rata lebih dari empat kali lebih tinggi dibandingkan antibodi yang dikembangkan oleh orang yang telah pulih dari Covid-19.
Antibodi ini menjadi penawar melawan virus yang menyebabkan Covid-19.
"Itu bagus. Itu sangat menggembirakan," kata Presiden Novavax, Dr. Gregory Glenn seperti dilansir dari CNN, 5 Agustus 2020.
Vaksin juga menginduksi respons dari sel-T, sejenis sel kekebalan. Menurut analisis, hal tersebut terlihat pada 16 sukarelawan yang dipilih secara acak.
Laporan tersebut telah diserahkan ke jurnal medis, tetapi belum ditinjau oleh para ilmuwan di luar Novavax.
Mereka yang menjalani uji dalam penelitian ini menerima satu atau dua dosis vaksin dengan berbagai dosis.
Baca juga: AS Lipat Gandakan Anggaran untuk Vaksin Covid-19 Produksi Moderna
Beberapa partisipan juga mendapat ajuvan, yaitu komponen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mereka yang menerima dua dosis dengan ajuvan memiliki respons imun terbaik.
Dari 106 subjek penelitian yang menerima vaksin, lima mengembangkan efek samping yang parah, termasuk nyeri otot, mual dan nyeri sendi, dan satu subjek penelitian mengalami demam ringan. Efek samping berlangsung rata-rata dua hari atau kurang dari dua hari.
Sementara itu, 25 relawan mendapat suntikan plasebo, tiga di antaranya menunjukkan efek samping.
Novavax juga merilis data uji terhadap hewan. Dalam studi tersebut, 12 monyet menerima dua dosis vaksin dan kemudian terkena virus yang menyebabkan Covid-19.
Sebanyak 11 dari 12 monyet tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi pada hidung atau paru-paru mereka.
Sementara, satu monyet, yang menerima dosis rendah vaksin, menunjukkan tanda-tanda infeksi di paru-paru, tetapi semua tanda-tanda infeksi hilang dua hari kemudian.
Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Tahun Ini, Apa yang Bisa Dilakukan?
Dua perusahaan AS lainnya, Moderna dan Pfizer, juga merilis data fase 1 yang menggembirakan.
Pekan lalu, kedua perusahaan itu memulai uji coba tahap 3 dengan masing-masing 30.000 sukarelawan.