KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, vaksin virus corona tidak akan siap hingga awal tahun 2021.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan.
Ia menyebutkan, beberapa vaksin yang sekarang dalam uji coba fase tiga, sejauh ini tidak ada yang gagal dalam hal keamanan atau kemampuan untuk menghasilkan respons kekebalan.
Pernyataan tersebut muncul setelah Universitas Oxford, salah satu pelopor yang turut dalam penelitian vaksin virus corona, mengklaim bahwa ada kemungkinan vaksin eksperimental tersedia pada Desember 2020 jika uji coba berjalan sesuai rencana.
Salah satu peneliti yang bekerja pada proyek tersebut menyebutkan, orang-orang dalam kelompok paling berisiko bisa mendapatkannya pada musim dingin.
Hingga vaksin terbukti aman dan efektif, pengendalian kasus sejauh ini masih bergantung pada jarak sosial, menjaga kebersihan tangan, dan menggunakan masker.
Vaksin dianggap penting untuk keluar dari pandemi Covid-19 karena akan menjadi satu-satunya cara perlindungan terhadap virus.
Cara kerjanya, dengan menyuntikkan sebagian kecil virus ke dalam tubuh, yang tidak akan membuat orang sakit, atau klon dari DNA-nya.
Suntikan vaksin akan memicu respons kekebalan yang mempunyai memori jangka panjang.
Dengan demikian, jika seseorang terpapar virus corona, tubuh akan tahu bagaimana cara melawannya dengan cepat.
Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September
Pemerintah secara global mengetahui bahwa tindakan pencegahan bukan solusi jangka panjang untuk penyakit Covid-19. Apalagi, ketika tindakan penguncian telah melumpuhkan sektor ekonomi.
Oleh karena itu, para ilmuwan berlomba untuk menemukan vaksin yang akan melindungi jutaan orang, dengan 24 di antaranya telah diuji pada manusia, dan lebih dari 140 vaksin dalam uji pra-klinis.
"Kami membuat kemajuan yang baik. Secara realistis ini akan menjadi bagian pertama di tahun depan sebelum kita mulai melihat orang-orang mendapatkan vaksinasi," kata Ryan seperti dikutip dari Dailymail, 23 Juli 2020.
WHO tengah berupaya memperluas akses ke vaksin potensial dan membantu meningkatkan kapasitas produksi.
Ryan menegaskan, pendistribusian vaksin harus adil. Vaksin bukan hanya untuk golongan tertentu, melainkan untuk seluruh orang.
Sekolah-sekolah diperingatkan untuk berhati-hati sebelum membuka kembali belajar mengajar di sekolah. Setidaknya hingga transmisi lokal Covid-19 terkendali.
"Kita harus melakukan segala yang mungkin untuk membawa anak-anak kembali ke sekolah, dan hal paling efektif yang bisa dilakukan adalah menghentikan penyakit di komunitas kita," ujar Ryan.
Sebab, lanjut dia, jika virus telah terkendali, maka sekolah dapat dibuka kembali.
Baca juga: Kenapa Vaksin Virus Corona dari China Diuji di Indonesia? Ini Penjelasan Bio Farma
Hasil dari fase pertama uji klinis vaksin Oxford dipublikasikan pada Selasa (21/7/2020) di jurnal medis Inggris, The Lancet.
Vaksin ini menghasilkan antibodi kuat dan respons imun sel T pada sukarelawan yang diuji.