Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Tahun Ini, Apa yang Bisa Dilakukan?

Kompas.com - 24/07/2020, 11:47 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, vaksin virus corona tidak akan siap hingga awal tahun 2021.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan.

Ia menyebutkan, beberapa vaksin yang sekarang dalam uji coba fase tiga, sejauh ini tidak ada yang gagal dalam hal keamanan atau kemampuan untuk menghasilkan respons kekebalan.

Pernyataan tersebut muncul setelah Universitas Oxford, salah satu pelopor yang turut dalam penelitian vaksin virus corona, mengklaim bahwa ada kemungkinan vaksin eksperimental tersedia pada Desember 2020 jika uji coba berjalan sesuai rencana.

Salah satu peneliti yang bekerja pada proyek tersebut menyebutkan, orang-orang dalam kelompok paling berisiko bisa mendapatkannya pada musim dingin.

Hingga vaksin terbukti aman dan efektif, pengendalian kasus sejauh ini masih bergantung pada jarak sosial, menjaga kebersihan tangan, dan menggunakan masker.

Langkah pencegahan

Vaksin dianggap penting untuk keluar dari pandemi Covid-19 karena akan menjadi satu-satunya cara perlindungan terhadap virus.

Cara kerjanya, dengan menyuntikkan sebagian kecil virus ke dalam tubuh, yang tidak akan membuat orang sakit, atau klon dari DNA-nya.

Suntikan vaksin akan memicu respons kekebalan yang mempunyai memori jangka panjang.

Dengan demikian, jika seseorang terpapar virus corona, tubuh akan tahu bagaimana cara melawannya dengan cepat.

Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September

Pemerintah secara global mengetahui bahwa tindakan pencegahan bukan solusi jangka panjang untuk penyakit Covid-19. Apalagi, ketika tindakan penguncian telah melumpuhkan sektor ekonomi.

Oleh karena itu, para ilmuwan berlomba untuk menemukan vaksin yang akan melindungi jutaan orang, dengan 24 di antaranya telah diuji pada manusia, dan lebih dari 140 vaksin dalam uji pra-klinis.

"Kami membuat kemajuan yang baik. Secara realistis ini akan menjadi bagian pertama di tahun depan sebelum kita mulai melihat orang-orang mendapatkan vaksinasi," kata Ryan seperti dikutip dari Dailymail, 23 Juli 2020.

 

Pembagian vaksin harus adil

WHO tengah berupaya memperluas akses ke vaksin potensial dan membantu meningkatkan kapasitas produksi.

Ryan menegaskan, pendistribusian vaksin harus adil. Vaksin bukan hanya untuk golongan tertentu, melainkan untuk seluruh orang.

Sekolah-sekolah diperingatkan untuk berhati-hati sebelum membuka kembali belajar mengajar di sekolah. Setidaknya hingga transmisi lokal Covid-19 terkendali.

"Kita harus melakukan segala yang mungkin untuk membawa anak-anak kembali ke sekolah, dan hal paling efektif yang bisa dilakukan adalah menghentikan penyakit di komunitas kita," ujar Ryan.

Sebab, lanjut dia, jika virus telah terkendali, maka sekolah dapat dibuka kembali.

Baca juga: Kenapa Vaksin Virus Corona dari China Diuji di Indonesia? Ini Penjelasan Bio Farma


Proses panjang

Hasil dari fase pertama uji klinis vaksin Oxford dipublikasikan pada Selasa (21/7/2020) di jurnal medis Inggris, The Lancet.

Vaksin ini menghasilkan antibodi kuat dan respons imun sel T pada sukarelawan yang diuji.

Para peneliti mengatakan bahwa hasil awal menjanjikan, tetapi masih diperlukan lebih banyak lagi pengujian.

Ilmuwan penyakit menular juga memperingatkan bahwa masih butuh proses panjang sebelum vaksin corona virus diluncurkan.

Vaksin, yang disebut AZD1222, sudah diproduksi oleh perusahaan farmasi raksasa AstraZeneca, di mana Pemerintah Inggris telah memesan 100 juta dosis.

Baca juga: Dua Vaksin Corona Tunjukkan Hasil Menjanjikan, Selanjutnya Bagaimana?

Profesor Sarah Gilbert, yang memimpin tim Oxford, mengatakan, ia yakin bahwa vaksin bisa diberikan kepada kelompok rentan pada akhir tahun ini.

Tim Oxford awalnya berharap akan siap pada bulan September ketika mereka memulai uji coba pada bulan April.

Namun, terdapat sejumlah rintangan yang harus dilalui, termasuk membuktikan bahwa vaksin tersebut benar-benar berfungsi.

"Target akhir tahun untuk mendapatkan peluncuran vaksin adalah suatu kemungkinan, tapi sama sekali tidak ada kepastian karena kita membutuhkan tiga hal," ujar Profesor Gilbert.

Tiga hal itu adalah hasil dari uji coba fase tiga, kemampuan produsen untuk memproduksi virus dalam jumlah besar, dan regulator untuk menyetujui vaksin.

Direktur Jenner Institute di Oxford Profesor Adrian Hill, mengatakan, mungkin akan ada vaksin yang digunakan pada akhir tahun ini setelah hasil pertama dipublikasikan.

"Saya pikir vaksin ini mungkin tersedia untuk beberapa orang dalam kelompok berisiko tinggi di Inggris pada akhir tahun ini. Tapi itu tidak akan segera tersedia untuk semua orang," kata peneliti vaksin Dr Sandy Douglas.

Baca juga: Diklaim Memuaskan, Seperti Apa Vaksin Corona Universitas Oxford?

Vaksin kemungkinan dapat diperkenalkan secara bertahap. Namun, Perdana Menteri Boris Johnson berusaha meredam ekspektasi ketika ia mengakui tidak sepenuhnya yakin akan ada vaksin pada akhir tahun depan.

"Saya berharap bisa mengatakan bahwa 100 persen yakin kita akan mendapatkan vaksin untuk Covid-19," kata Johnson. 

Ilustrasi vaksin coronaShutterstock Ilustrasi vaksin corona
Upaya internasional

Para ilmuwan yakin dengan upaya kuat yang dilakukan bersama, maka akan menghasilkan sesuatu.

Untuk saat ini, penting tetap melakukan langkah pencegahan seperti menjaga jarak sosial, menjaga kebesihan tangan, dan mengenakan masker.

Johnson mengatakan, saat ini kita tidak bisa hanya bergantung pada ketersediaan vaksin.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Corona dari China di Indonesia, Melihat Kerja Sama Bio Farma dan Sinovac

Kesepakatan juga telah dijamin untuk 90 juta dosis lebih lanjut dari dua jenis vaksin eksperimental yang dikembangkan di Perancis dan Jerman.

Perjanjian telah dicapai untuk 30 juta dosis dari perusahaan Jerman BioNTech dan perusahaan AS Pfizer, 60 juta dosis dari Valneva Prancis, dan jumlah yang tidak disebutkan dari Imperial College London yang memulai uji coba manusia pada Juni lalu. 

Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham, mengungkapkan, ia masih berharap vaksin akan siap pada akhir tahun 2020.

Namun, ia mengakui bahwa akademisi tidak mungkin mendapatkan cukup data untuk membuktikan vaksin bekerja sampai akhir tahun.

Baca juga: Ketika Kita Diingatkan Jangan Hanya Andalkan Vaksin untuk Hadapi Pandemi Virus Corona...

Sejauh ini, vaksin yang dibuat oleh BioNTech telah menunjukkan hasil yang baik dalam uji coba awal.

Ada respons kekebalan yang aman dalam kelompok 45 orang.

Sebuah studi fase pertama pada 45 orang dewasa, sembilan di antaranya yang menerima plasebo, menemukan bahwa vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik dan tidak menghasilkan efek samping yang serius.

Hal ini juga memicu sistem kekebalan tubuh dengan cara yang benar pada semua orang yang diberikannya.

Reaksi imun tergantung pada dosis. Artinya, orang yang menerima dosis lebih besar menghasilkan respons imun yang lebih besar.

Baca juga: 75 Negara Ingin Bergabung dengan Skema COVAX untuk Vaksin Corona

Vaksin lain yang dibuat oleh perusahaan China CanSino juga memiliki hasil yang menjanjikan seperti yang diterbitkan di The Lancet.

Vaksin itu bekerja dengan cara yang sama seperti vaksin yang diteliti Oxford, yaitu dengan membonceng gen virus corona menjadi virus flu biasa, yang menghasilkan kekebalan antibodi dan sel T.

Penelitian ini melibatkan 508 orang, di antaranya 253 orang menerima dosis tinggi, 129 orang menerima dosis rendah, dan 126 orang diberikan plasebo.

Dalam kelompok dosis vaksin tinggi, 95 persen di antaranya masih memiliki respons imun selama 28 hari setelah menerimanya.

Lebih dari setengahnya atau 56 persen, masih menunjukkan apa yang disebut sebagai respons antibodi netralisasi.

Artinya, sistem kekebalan dapat menghancurkan virus sepenuhnya.

Sementara, 96 persen dari mereka memiliki respons antibodi mengikat, yang berarti antibodi dapat menempel pada virus dan mencegah masuk ke dalam tubuh tetapi tidak menghancurkan sepenuhnya.

Pada kelompok dosis rendah, 47 persen orang memiliki respons netralisasi setelah empat minggu dan 97 persen memiliki tanggapan mengikat.

Sementara itu, 91 persen di antaranya menunjukkan reaksi kekebalan sebulan setelah diberi vaksin.

Kecepatan vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan telah digambarkan sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan keajaiban ilmu pengetahuan modern.

Biasanya dibutuhkan bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.

Tetapi, dengan adanya kolaborasi internasional, dana dalam jumlah besar, dan penerbitan penelitian ilmiah secara instan telah memungkinkan para ilmuwan untuk melakukannya dalam waktu singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com