Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Indonesia Capai 100.000 Kasus, Situasi Masih Krisis, dan Kewaspadaan Kita

Kompas.com - 28/07/2020, 10:14 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin meningkat dari hari ke hari.

Pada Senin (27/7/2020), jumlah infeksi virus corona di Indonesia sudah mencapai 100.000 kasus.

Hasil ini berdasarkan pembaruan data yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui laman covid19.go.id.

Sejak awal kasus ditemukan pada 2 Maret 2020, hingga saat ini sudah Indonesia sudah mencatatkan 100.303 kasus infeksi dengan 1.525 kasus baru selama 24 jam terakhir.

Sementara itu, 58.173 orang  dan 4.838 kasus lainnya berujung kematian.

Baca juga: UPDATE: Kasus Covid-19 Indonesia Lewati 100.000, Bertambah 1.525

Kondisi masih krisis

Pemerintah, melalui Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan, kondisi masih krisis.

"Pada hari ini kasus mencapai 100.303. Hari ini adalah Indonesia mencapai angka yang secara psikologis cukup berarti, yaitu 100.000, dan ini mengingatkan semua pihak bahwa Indonesia masih dalam kondisi krisis," kata Wiku, dalam keterangan pers, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Meski posisi Indonesia masih berada di urutan 142 dunia, jika menghitung jumlah kasus per 1 juta penduduk, hal ini tidak lantas membuat kondisi secara nasional disebut aman.

"Kondisi ini tidak serta-merta mengatakan Indonesia aman, tapi masih dalam krisis dan kita tidak boleh lengah dalam menghadapi kondisi Covid-19 ini," ujar dia. 

Melihat perkembangan kasus yang terjadi di Indonesia, Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyebut puncak pandemi di Indonesia belum terjadi meskipun saat ini kasus harian relatif meningkat dari sebelumnya.

"Belum (puncak pandemi), masih jauh," ujar Pandu ketika dihubungi Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Menurut Pandu, puncak pandemi hanya bisa dilihat apabila sudah terjadi penurunan atau pelambatan kasus.

"Sulit diprediksi, karena tidak ada variabel yang bisa dipakai," ujar dia. 

Baca juga: 25 Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Indonesia Salah Satunya

Evaluasi pembukaan kantor

Epidemiolog yang tengah menempuh pendidikan doktoral di Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengingatkan, dengan perkembangan yang terjadi hingga hari ini, pemerintah seharusnya mengkaji ulang pembukaan perkantoran di sektor-sektor non-esensial.

Hal itu karena area perkantoran menjadi salah satu klaster penyumbang tertinggi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com