Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik APD Fashionable yang Viral di Medsos...

Kompas.com - 24/07/2020, 19:35 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya dokter gigi yang memakai alat pelindung diri (APD) dengan desain yang unik dan beraneka warna viral di media sosial pada Selasa (21/7/2020).

Adapun pengunggah yakni akun Twitter Deddy Huang, @deddyhuang_.

"Temanku dokter gigi, bagikan gambar ini. Jadi ini dokter gigi di Malang yg bikin sendiri APD level 3.

Keren banget ya biar praktek tetap fashion," tulis Deddy dalam twitnya.

Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?

Tak hanya itu, twit tersebut juga dibubuhi sejumlah foto tangkapan layar dari akun Instagram drg. Nina Agustin, @itsneyna yang tengah berpose memakai APD bergambar itu.

Baca juga: Tanggapan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Terkait Viral Tudingan Sejumlah RS yang Merekayasa Kasus Covid-19

Lantas, bagaimana proses pembuatan APD unik ini?

Dari penelusuran Kompas.com, sosok di balik APD fasionable tersebut yakni Stefanus Tetuko Proya Saputra.

Kepada Kompas.com, Kamis (23/7/2020), pria yang akrab disapa Ivan Brexele ini bercerita panjang lebar soal desain APD tersebut.

Desainer tekstil asal Kediri tersebut menjelaskan sengaja memilih mendesain APD yang berbeda seperti kebanyakan APD lainnya untuk membangkitkan motivasi bagi para pekerja medis.

"Awal pandemi atau 4 bulan lalu saya sudah buat baju APD sendiri, tapi untuk teman-teman para donasi dan juga waktu itu saya sudah mengawali untuk mulai donasi untuk rumah sakit rujukan," kata dia.

Setelah tiga bulan membuat APD/hazmat polos tersebut, ia memberanikan diri untuk membuat baju APD yang berbeda dengan nuansa desain.

"Saya bikin ada desainnya dalam arti itu biar bisa menyemangati teman-teman tenaga kesehatan (nakes) atau pun para relawan," katanya lagi.

Baca juga: Viral, Foto Dokter Kenakan APD Superhero, Ini Ceritanya...

Merangkul sesama penjahit

Ivan menjelaskan, pembuatan APD bergambar ini dilakoninya bersama dengan beberapa penjahit lain.

Ia mengajak teman-temannya untuk membuat APD bersama guna menyambung hidup di tengah pandemi ini.

"Dari awal saya membuat APD empat bulan lalu sampai sekarang, Alhamdulillah bisa untuk merangkul teman-teman sesama penjahit," ujar Ivan.

"Karena selama pandemi ini banyak sekali pekerjaan yang terhenti, termasuk saya, karena saya awalnya seorang penjahit gaun pesta," lanjut dia.

Meski tidak memiliki pengalaman membuat baju hazmat, Ivan dan teman-temannya pun mempelajari pembuatan baju tersebut dan berkonsultasi dengan konsumennya yang juga seorang dokter yakni drg. Nina Agustin.

Ia mengaku, berkonsultasi dengan Nina mengenai kenyamanan APD, seperti apa rasanya, dan hal itulah yang menjadikannya semangat dalam mengkreasikan baju APD.

Baca juga: Pantau Kebutuhan APD Rumah Sakit dan Fasyankes di Laman Kawalrumahsakit.id

Terjual sampai ke luar pulau

Ivan mengungkapkan telah memproduksi dan mendistribusikan sekitar 50-an APD ke sejumlah daerah, mulai dari Jakarta, Banjarmasin, Maluku dan daerah lainnya. 

Untuk satu APD, menurutnya membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Dalam sekali jalan, ia mampu memproduksi empat baju APD selama tiga hari bersama teman-teman penjahitnya.

Adapun bahan yang digunakan telah terstandar seperti APD pada umumnya dan bersifat parasut.

"Untuk masalah standarnya, dari bahan sudah standar, karena kita berangkat dari UKM ya, kalau dari UKM dari awal sistemnya pakai jahit. Saya pilih kain bahan kaftan, kain ini bersifat ulet, tidak terlalu kaku," ujar Ivan.

Menariknya, meski bergambar dengan warna-warna yang cemerlang, APD buatan Ivan ini dapat dicuci berkali-kali, tetapi dengan ketentuan bahan yang terkandung tidak mengalami kerusakan.

Baca juga: Rawat Pasien Corona dengan APD Minim, Dokter AS: Kami Berperang Tanpa Amunisi

Apakah aman untuk menangani pasien Covid-19?

Seperti yang diketahui, petugas kesehatan akan memakai APD guna mencegah tertularnya virus corona dari pasiennya.

Ivan pun telah memahami kondisi ini.

Ia menjelaskan, APD buatannya aman untuk digunakan nakes meski tengah bekerja mengurusi pasien Covid-19.

"Kalau dari bahannya, saya rasa aman digunakan untuk nakes yang menangani pasien Covid secara langsung, karena bahan itu sudah memenuhi standar," ujar Ivan.

"Cuma kalau mau aman lagi, ada pengaman lebih, misalnya di setiap sambungan jahitan ada yang namanya seamseal itu pengaman penambal jahitan, juga didukung keamanan tambahan dari APD tersebut, misalnya apron," lanjut dia.

Baca juga: Kondisi Garda Terdepan Indonesia Perangi Covid-19, Minimnya APD dan Dokter Spesialis Paru

Kesulitan yang dialami

Tak hanya memiliki produk yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan saat ini, Ivan mengaku sempat mengalami kesulitan dalam pembuatan APD bergambar.

Ia menceritakan, APD buatannya diusahakan diproduksi satu desain untuk satu APD.

Sebab, ia mengaku kesulitan ketika konsumennya tidak memliki atau memberi tahu ukuran badannya.

Baca juga: Indonesia Terserah, Ironi Nasib Nakes dan Kerumunan Warga di Pusat Keramaian

Apalagi APD yang dibuatnya tidak seperti mantel hujan, namun jenisnya jumpsuit.

"Untuk ukuran agak susah, karena antara saya dan konsumen berbeda jarak dan tempat, jadi pengukuran tidak bisa dilakukan langsung, saya menghitung antara pengukuran atasan dan bawahan konsumen dan disatukan dengan perhitungan ukuran jumpsuit, itu yang agak riber dan terkadang menjadi kendala," kata Ivan.

Selain itu, Ivan juga memastikan desain tersebut membuat konsumennya puas.

Untuk harga, Ivan membanderol APD polos tanpa printing seharga Rp 180.000, sementara APD bergambar dibanderol sekitar Rp 350.000.

Apabila konsumen merasa APD pesanannya ada kerusakan jahitan, maka Ivan dengan senang hati akan memperbaikinya dan mengirim APD tersebut kembali.

Baca juga: Tanggapan IDI soal Tudingan Kasus Corona merupakan Proyek Memperkaya Dokter

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Hazmat Suit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com