Wakil petugas kesehatan masyarakat Howard Njoo mengatakan, keberhasilan upaya untuk memerangi wabah itu dapat dirusak oleh orang-orang yang telah merasa aman dari virus.
Jumlah kasus harian di Kanada sekarang sekitar 460, bertambah dibandingkan hanya kisaran 300 kasus pada awal bulan.
Pihak berwenang di 10 provinsi secara bertahap mengangkat pembatasan sosial dan ekonomi yang diberlakukan pada bulan Maret, ketika wabah mulai muncul di sana.
"Provinsi-provinsi ... sedang mencoba untuk membuka kembali pada saya pikir langkah yang sangat hati-hati, perlahan membuka bar dan restoran. Tetapi semua orang mengakui kita akan berharap untuk mendapatkan klaster baru," kata Njoo.
Baca juga: Ramai soal Pesut Mahakam di Twitter, Apa Bedanya dengan Lumba-lumba?
Salah satu negara di Eropa, Polandia, berharap sekolah-sekolah dapat dibuka kembali pada bulan September mendatang.
Namun, pembukaan sekolah tersebut harus memiliki kepastian keamanan dikarenakan situasi yang masih diselimuti pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Polandia Dariusz Piontkowski dalam unggahan di Twitter, Selasa (21/7/2020).
Dariusz juga menyatakan, pihaknya kini tengah menyusun kerangka hukum untuk memungkinkan kepala sekolah bereaksi cepat jika tiba-tiba ada kasus Covid-19.
Baca juga: Viral Video Siswa Berdiri Saat Upacara Online, Ini Penjelasan Sekolah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka akan memerangi berita palsu yang berbahaya soal virus corona.
WHO akan bersama-sama dengan para ilmuwan dari beberapa bidang untuk melawan informasi menyesatkan mengenai Covid-19 yang semakin berbahaya bila dibiarkan.
Para peneliti dari disiplin ilmu mulai dari matematika untuk IT, sosiologi, psikologi, kesehatan dan komunikasi akan menjadi bagian dari proyek WHO ini.
Kolaborasi ini akan fokus pada bidang penelitian baru, yang oleh WHO disebut "infodemiologi".
Menurut WHO, informasi yang tidak jelas dan menyesatkan tersebut dapat "membahayakan kepercayaan" pada otoritas kesehatan.
"Aspek yang paling merusak dari infodemik itu adalah informasi yang salah dan menyesatkan dari aktor-aktor non-kesehatan. Ini telah menyebabkan klaim berbahaya dan tidak terbukti dibagikan."
Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021