Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Wanita Mengaku Terkena Sindrom TikTok, Apa Kata Psikiater?

Kompas.com - 05/07/2020, 16:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Gangguan ini tepatnya terjadi di pusat motorik otak, khususnya di bagian otak kecil.

"Ini bisa menyebabkan seseorang melakukan gerakan2 yang tak terkontrol," ucap dia.

3. Gejala psikotik

Hal terakhir adalah gerakan tidak disadari sebagai bagian dari gejala psikotik.

Gina menyebut salah satu ciri dari orang yang memiliki gangguan psikotik adalah menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak bisa dikendalikan oleh diri.

"Ada yang gerakan tubuhnya seperti dikendalikan oleh kekuatan asing di luar dirinya atau karena disuruh oleh halusinasi," paparnya.

Baca juga: Tak Hanya Meningitis, Ini 4 Macam Infeksi yang Bisa Menyerang Otak

Gangguan fungsi otak

Secara umum, di dalam ilmu kedokteran jiwa gerakan-gerakan abnormal disebut bisa saja menjadi pertanda adanya gangguan struktur atau fungsi pada otak.

Namun demikian, untuk dapat memastikannya semua dibutuhkan analisis lebih lanjut.

"Untuk memastikannya, gejala perilaku ini harus juga disertai gejala gangguan jiwa yang lain; misalnya gangguan kognitif, gangguan mood, dan gangguan pikiran. Bila hanya didapatkan gangguan perilaku saja, maka bisa jadi tidak termasuk gangguan dalam kejiwaan," jelasnya.

Baca juga: Perjalanan Jiwasraya, Pionir Asuransi Jiwa yang Kini Terseok-seok

Kembali pada kasus sindrom TikTok sebagaimana yang ditunjukkan dalam video, Gina menyebut hal itu mungkin saja terjadi apabila kebiasaan pemicu terjadi dalam durasi yang panjang (tahunan) dan dilakukan dalam frekuensi yang sangat sering.

Namun sekali lagi, hal semacam ini belum pernah ia temui selama bertugas menjadi dokter spesialis kejiwaan.

"Jadi untuk pertanyaan apakah dapat disembuhkan, mohon maaf saya tidak tahu, karena tidak pernah ada kasusnya," imbuhnya.

Baca juga: Mengapa Masyarakat Menggilai Drama Korea?

Terpisah, ahli kesehatan jiwa dr Dharmawan SpKJ menambahkan gangguan yang ditunjukkan dalam video tersebut bisa karena adanya gangguan neurodevelopmental seperti tic, Tourette Syndrome.

Neurodevelopmental imbuhnya adalah gangguan perkembangan syaraf selama masa perkembangan seseorang. Dan untuk gangguan gerakan disebutnya dengan neurodevelopmental motor disorder.

"Di dalamnya termasuk gangguan perkembangan koordinasi gerakan, gangguan gerak stereotipik (gerakan berulang-ulang) dan gangguan tic," katanya, Minggu (5/7/2020).

Dharmawan mengatakan gerakan berulang tanpa tujuan dalam video tersebut bisa saja sebuah gangguan gerak stereotipik.

"Gerakan ini mempengaruhi aktivitas sosoal, akademik, dan aktivitas lainnya sehingga termasuk di dalam DSM-5 (Diagnostic and Staistical Manual of Mental Disorders)," imbuhnya.

Baca juga: Mengenal 7 Jenis Meditasi dan Manfaatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com