Mutasi-mutasi itu telah terdeteksi di China pada Maret 2020 dan dibawa oleh wisatawan yang kembali dari luar negeri.
Wu menambahkan, strain yang ditemukan di Beijing secara genetik lebih tua daripada yang beredar di Eropa saat ini.
Namun, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China mengatakan, kemungkinan besar wabah itu karena peristiwa yang cukup baru dan kemungkinan terjadi pada Juni 2020.
"Itu berarti mereka bisa datang dari mana saja," kata peneliti yang tak mau disebutkan namanya itu.
Menurut dia, dengan kurangnya sampel yang memadai, ada peluang strain itu bisa datang dari tempat di yang tak ada datanya.
Oleh karena itu, belum bisa disimpulkan tentang asal-usul strain Beijing karena kasus di Asia Selatan mungkin telah menyebar ke daerah lain.
Baca juga: China Publikasi Data Genom Virus Corona di Beijing, Diduga Strain Eropa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.