Orangtua atau anggota keluarga terdekat sebaiknya memberikan suntikan semangat kepada buah hati agar tetap optimis.
Baca juga: Gagal PPDB DKI Jakarta 2020, Orangtua Pilih Swasta dan Tunda Sekolah
"Peran orangtua dan lingkungan keluarga saat ini yang penting. Mendampingi anak dan memberikan keyakinan bahwa kunci keberhasilan dan kesuksesan kelak tidak terpaku dari satu sekolah," sebut Maya.
Selain itu, orangtua tidak perlu membicarakan lebih lanjut soal PPDB di hadapan anak yang jelas-jelas tengah mengalami tekanan.
"Segera cari sekolah alternatif lain untuk ananda. Kalau dirasa anak ada perubahan perilaku yang drastis segera hubungi ahlinya untuk membantu menangani kasus ananda," ungkap Maya.
Lalu ketika para orangtua memutuskan untuk turun menyampaikan aspirasinya kepada pihak-pihak terkait, sebisa mungkin semuanya disampaikan secara bijak dan santun.
Dan emosi yang diluapkan di luar jangan lagi di bawa ke dalam rumah karena akan menambah tekanan pada anak.
"Tapi ketika di rumah sebisa mungkin kontrol emosi di hadapan anak, agar anak tidak semakin ikut terpancing dengan rasa kecewanya," jelas Maya.
Sementara itu, dihubungi terpisah Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyebut pihaknya telah merespon situasi yang terjadi dengan mengirim surat kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Kami telah mengirimkan surat rekomendasi ke Dinas Pendidikan DKI untuk evaluasi terhadap kebijakan PPDB DKI," kata Susanto, Selasa (30/6/2020) malam.
Baca juga: FSGI Sarankan PPDB Jakarta Jalur Zonasi Diperpanjang, Ini Alasannya...
(Sumber: Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi | Editor: Egidius Patnistik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.