KOMPAS.com - Ada sebuah pepatah "Kasih ibu sepanjang masa" yang bermakna bahwa kasih sayang dan rasa cinta seorang ibu kepada anaknya tidak mengenal batas.
Segala cara akan dilakukan seorang ibu demi keselamatan anaknya, termasuk rela menahan lapar agar anaknya bisa tetap makan.
Hal itu dilakukan oleh Shiba Kala Limbu, seorang ibu rumah tangga di Nepal.
Perempuan berusia 25 tahun itu ditinggal oleh suaminya, Ram Kumar, merantau ke Qatar untuk bekerja sebagai tukang batu.
Karena pandemi virus corona, suaminya tidak bisa bekerja dan akibatnya kiriman uang setiap bulan terhenti. Limbu kini tidak lagi memiliki uang untuk membayar sewa rumah.
"Saya menahan lapar saat malam, karena hanya ada sedikit makanan untuk putri saya," kata Limbu dilansir dari Reuters.
Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 telah mencekik ekonomi di seluruh dunia dan membuat jutaan pekerja migran kehilangan pekerjaan, akibatnya mereka tidak dapat mengirim uang ke rumah.
Data resmi dari otoritas setempat menyatakan, ada lebih dari 56 persen dari 5,4 juta rumah tangga di Nepal yang menggantungkan hidupnya dari remitansi atau kiriman uang.
Bank Dunia menyebut pengiriman uang ke Nepal mencapai 8,1 miliar dollar AS tahun lalu, atau lebih dari seperempat produk domestik bruto negara itu.
Namun, angka tersebut kemungkinan turun sebanyak 14 persen pada tahun 2020 karena resesi global yang disebabkan oleh pandemi, serta penurunan harga minyak.
Padahal, jutaan pekerja migran Nepal bekerja di negara-negara Teluk yang kaya minyak dan Malaysia.
Baca juga: PBB: Dunia Terancam Bencana Kelaparan Akibat Pandemi Covid-19
Pakar isu migran di lembaga think tank Institute of Development Studies Nepal Ganesh Gurung menyebutkan, remitansi sangat penting bagi keluarga kelas menengah ke bawah yang telah pindah ke pusat kota.
Mereka sangat bergantung pada kiriman uang untuk membayar sewa, bahan makanan, biaya sekolah, dan keperluan lainnya.
“Tanpa kiriman uang, keluarga-keluarga ini akan menjadi lebih miskin dan tindak kriminal seperti perdagangan manusia dan prostitusi bisa meningkat,” kata Gurung.
Limbu biasanya menerima hingga 20.000 rupee Nepal atau setara Rp 2,35 juta setiap bulan sebelum pandemi.