Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbulan-bulan Tidak Beroperasi, seperti Apa Bioskop Setelah Pandemi Corona?

Kompas.com - 29/06/2020, 20:03 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak bioskop pertama dibangun, film telah menjadi bentuk seni egaliter yang hebat. Fungsi budaya film berkaitan erat dengan harga.

Jika tidak murah, daya tariknya akan berkurang. Ini menjadi salah satu hal yang membuat banyak orang tertarik, di mana menonton film bisa dinikmati oleh banyak orang. 

Sayangnya, hal tersebut telah berakhir. Meskipun belum sepenuhnya, namun sulit meramalkan masa depan di mana pembuatan film tidak menjadi pengalaman elit.

Bioskop di Inggris akan dibuka kembali pada Sabtu sesuai dengan pedoman pemerintah. 

Mereka melakukan upaya untuk meyakinkan pelanggan tentang langkah-langkah keselamatan yang diambil seperti antrean toilet satu arah, staf mengenakan masker, pembersihan setiap malam menggunakan mesin fogging antivirus. 

Meskipun begitu, orang akan tetap duduk dengan jarak satu meter di ruangan tertutup selama beberapa jam. Mungkin hal itu akan baik-baik saja atau mungkin saja tidak.

Orang tidak selalu dengan perilaku terbaiknya, misalnya ada orang yang mengobrol bahkan mengalami batuk.

Baca juga: Peringatan WHO, Risiko Infeksi Covid-19, dan Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona...

Bioskop di luar ruangan

Di sisi lain, mesin fogging antivirus pun tidak murah dan untuk mengurangi biaya dari kerugian dari penurunan kapasitas dan peningkatan staf, maka bioskop perlu menaikkan harga. 

Satu-satunya jenis film yang akan bertahan merupakan jenis pengalaman kelas atas yang sudah ditawarkan.

Solusi kurang mewah yang akan muncul seperti pemutaran film di luar ruangan yang sedikit tergantung pada cuaca atau bahkan secara drive-in.

Namun bagaimanapun juga, pameran sinema tradisional akan gagal. Ini tentu saja akan berdampak pada jenis film yang dibuat studio.

Tidak ada anggaran besar atau berisiko yang akan digelontorkan kecuali memiliki penonton yang substansial dan terjamin.

Jika prediksi benar, ini akan membuat gulungan akhir yang menyedihkan untuk bioskop.

Sebaliknya, ini mungkin menawarkan kesempatan bagi dunia film untuk merangkul bentuk egalitarianisme baru atau mungkin kembali ke sana.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Manusia Dimulai di Inggris

Saat orang mulai membuat film, industri kontemporer belum tentu ideal dalam pikiran mereka.

Para sutradara, dewasa ini pada umumnya terikat pada sponsor, studio, distributor, peserta pameran dan sejumlah besar minat lain untuk membuat film di depan publik.

Pembuatan film pun didemokratisasi oleh kemajuan teknologi satu dekade yang lalu. 

Saat mereka runtuh, saluran baru akan muncul, seperti Vimeo dengan kurasi yang lebih baik, TikTok dengan add-on crowdfunding.

Selera pemirsa untuk konten orisinal yang dibuat pengguna sebagaimana disaksikan oleh pemirsa YouTube pun juga menjamur selama pandemi.

Format baru akan dipopulerkan.

Akan ada banyak yang terlewatkan jika banyak bioskop akhirnya ditutup. Tapi mungkin juga ada banyak hal yang harus diperhatikan, jika pintu-pintu ke toko tertutup industri film tiba-tiba terbuka lebar.

Baca juga: Twitter Hapus Lebih dari 170.000 Akun, Ada Kaitannya dengan Virus Corona dan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com