Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pasien Covid-19 Diduga Bocor, Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Kompas.com - 20/06/2020, 18:05 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pencurian data pribadi diduga kembali terjadi di Indonesia. Peretas bernama akun Database Shopping mengklaim memiliki lebih dari 200.000 data pribadi dari database pasien Covid-19.

Adapun data yang dihimpun adalah data sensitif termasuk nama, nomor telepon, alamat, hasil test PCR, dan lokasi tempat pasien dirawat. 

Data tersebut dijual olehnya secara terbuka di Raid Forums, yaitu situs yang digunakan oleh hacker untuk menjual data pengguna Tokopedia beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ramai soal Biaya Penanganan Pasien Covid-19 sampai Ratusan Juta, Ini Penjelasannya...

Sebagaimana diketahui, bahwa dugaan kasus kebocoran data ini bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia.

Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Ahli IT sekaligus Dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana menyebutkan sejumlah kemungkinan penyebab kebocoran data dari sebuah sistem atau aplikasi.

"Sebenarnya jika data yang bocor dari sebuah sistem atau aplikasi itu, penyebabnya ada beberapa hal," kata Rosi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Kemungkinan penyebab yang pertama adalah celah keamanan yang lemah dari sisi servernya.

"Bisa jadi disebabkan sistem atau firewall server yang lemah. Ini yang teledor dari seorang admin server atau network," jelasnya.

Baca juga: Sempat Error, Bagaimana Awal Mula WhatsApp Diluncurkan?

Kedua adalah kemungkinan adanya celah dari keamanan di sisi software, dimana bug yang ada di aplikasi atau software dijadikan hacker atau cracker untuk masuk dan merusak hingga mencuri data.

"Ini tanggung jawab software engineer dan programmer-nya," sambungnya.

Menurutnya, kemungkinan kebocoran data pada kasus ini juga berasal dari dua celah tersebut.

"Iya hanya dari dua celah itu saja. Tapi celah yang mana perlu penyelidikan lebih lanjut. Bisa jadi satu celah atau bahkan dua-duanya," katanya.

Baca juga: Jutaan Data Kependudukan di DPT Pemilu 2014 Milik KPU Diduga Bocor, Apa Bahayanya?

Pemahaman atas keamanan yang baik

ilustrasi hackershutterstock ilustrasi hacker

Rosi menyebut bahwa beberapa kasus pencurian data yang terjadi di Indonesia mengindikasikan sangat lemahnya pemahaman tentang keamanan sistem atau aplikasi yang dikembangkan. 

"Meskipun tidak ada sistem di dunia yang 100 persen aman, tapi paling tidak dengan pemahaman security yang baik bisa menekan angka kebobolan data," ujar Rosi.

Adapun pemahaman keamanan yang dimaksud adalah terkait pemahaman teknik-teknik security, bagaimana menangkal serangan hacker atau cracker untuk masuk ke sistem.

"Jadi, seorang pengembang sistem atau aplikasi hendaknya memahami pula teknik bagaimana mencegah hacker atau cracker bisa masuk ke sistem yang dibuatnya. Jadi, tidak asal buat saja," jelasnya.

Baca juga: Viral, Scan Negatif Film Kini Lebih Mudah Pakai Aplikasi di Ponsel

Rosi menyebut perlunya pengujian keandalan aplikasi yang dibuat melalui berbagai cara.

"Bahkan harusnya setelah aplikasi atau sistem itu selesai dibuat, kalau perlu menyewa hacker untuk mencoba membobol. Ini bagian dari testing, untuk menguji seberapa andal aplikasinya," tambahnya.

Menurutnya, hal ini biasa dilakukan di luar negeri, misalnya untuk aplikasi atau sistem di korporasi-korporasi.

Baca juga: Viral Aplikasi Raqib Atid, Ini Penjelasan Pembuatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com