Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Hentikan Uji Coba Hidroksiklorokuin untuk Pasien Covid-19, Ini Alasannya..

Kompas.com - 06/06/2020, 17:32 WIB
Retia Kartika Dewi,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti di Inggris tengah menghentikan upaya uji coba Covid-19 yang melibatkan obat anti-malaria hidroksiklorokuin baru-baru ini.

Dilansir dari CNN, Jumat (5/6/2020), para peneliti mengumumkan bahwa percobaan pemulihan yang mereka lakukan dengan memasukkan hidroksiklorokuin dalam penelitiannya dinilai tidak menghasilkan manfaat yang diharapkan selama ini.

Adapun percobaan pemulihan yang dimaksudkan adalah percobaan besar yang berbasis di Inggris dengan menyelidiki potensi perawatan virus corona.

Sementara itu, dalam uji coba lain yang mendaftarkan lebih dari 11.000 pasien dari 175 rumah sakit di Inggris pun akan menghentikan studi ini.

"Kami meninjau data dan menyimpulkan bahwa tidak ada bukti efek yang mengutungkan dari hidroksiklorokuin pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dan memutuskan untuk berhenti mendaftarkan pasien dengan hidroksiklorokuin, dengan efek langsung, dan yang telah ditindaklanjuti pagi ini," ujar Wakil Kepala Penyelidik Persidangan sekaligus profesor di Universitas Oxford, Martin Landray dalam konferensi pers, Jumat (5/6/2020).

Baca juga: Survei Online CDC: Di AS, Ada yang Salah Menggunakan Disinfektan untuk Cegah Virus Corona

Sebagai bagian dari percobaan, 1.542 pasien Covid-19 dipilih secara acak untuk menerima hidroksiklorokuin sebagai pengobatan dibandingkan dengan 3.132 pasien yang menerima perawatan standar yang biasa.

Data menunjukkan bahwa setelah sekitar 28 hari, sebanyak 25,7 persen dari pasien yang menerima hidroksiklorokuin telah meninggal dibandingkan dengan 23,5 persen dari pasien yang menerima perawatan biasa saja.

Landray mengungkapkan, hal tersebut tidak signifikan secara statistik, namun angka tersebut menunjukkan bahwa pemberian hidroksiklorokuin benar-benar tidak ada bukti manfaatnya.

"Saya pikir kita dapat mengatakan bahwa data ini secara meyakinkan mengesampingkan manfaat kematian yang berarti," ujar Landray.

"Kesimpulan kami adalah bahwa perawatan ini tidak mengurangi risiko kematian akibat Covid-19 di antara pasien rumah sakit. Itu jelas memeiliki arti penting yang signifikan terhadap cara pasien dirawat. Tidak hanya di Inggris, namun di seluruh dunia," lanjut dia.

Baca juga: 6 Bulan Wabah Corona, Apa Saja yang Sudah Diketahui Para Peneliti?

Maju mundur uji coba hidroksiklorokuin

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk sementara waktu menghentikan sementara uji coba hidroksiklorokuine karena kekhawatiran seputar keamanan obat dan untuk meninjau data sendiri.

Kemudian pada hari Rabu, setelah ulasan itu, WHO mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk melanjutkan mempelajari hidroksiklorokuin sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial dalam uji coba.

Kepala Penyelidik untuk uji coba pemulihan sekaligus profesor di Universitas Oxford, Peter Horby mengatakan, rekan-rekannya dan ia telah diberi tahu WHO mengenai data yang ditemukan dalam uji coba dan keputusan untuk mengakhiri penelitian ini.

Baca juga: 5 Anjuran IDAI agar Anak Aman Belajar Selama New Normal Pandemi Corona

"Kami sudah berbicara melalui telepon pagi ini dengan WHO. Mereka akan mengadakan komite mereka untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka berdasarkan peristiwa ini," ujar Horby kepada pers, Jumat (5/6/2020).

WHO mengonfirmasikan, pihaknya telah menerima pemberitahuan dari penyelenggara uji coba pemulihan bahwa tindakan uji coba itu mengakhiri hidroksiklorokuinnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Siap-siap, Pendaftaran CPNS Dibuka Juni 2024, Kuota 1,2 Juta Formasi

Tren
Cara Beli Tiket Go Show KAI, Tarif Naik per 1 Mei 2024

Cara Beli Tiket Go Show KAI, Tarif Naik per 1 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com