KOMPAS.com - Gerhana bulan penumbra akan kembali terjadi esok dini hari, 6 Juni 2020. Fenomena ini terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi tidak persis sejajar.
Posisi tersebut membuat bulan hanya masuk ke bayangan penumbra bumi. Sebagai akibatnya, saat gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.
Adapun seluruh proses gerhana ini dapat dilihat di Asia, sebagian besar Australia bagian barat, sebagian besar Afrika bagian timur, dan Samudra Hindia.
Sementara itu, proses gerhana pada saat bulan terbit dapat diamati di Eropa, Afrika bagian barat, Samudra Atlantik, dan sebagian kecil Amerika Selatan bagian timur.
Baca juga: Gerhana Bulan Sabtu Dini Hari dan Samarnya Purnama
Kemudian, proses gerhana pada saat bulan terbenam dapat diamati di Asia bagian timur, Samudra Pasifik bagian barat, dan Australia bagian timur.
Gerhana ini tidak akan dapat diamati di sebagian besar wilayah Amerika dan Samudra Pasifik bagian timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memetakan waktu terbaik untuk melihat fenomena ini dengan tiga fase, yaitu gerhana mulai, puncak gerhana, dan gerhana berakhir.
Mengutip keterangan resmi dari BMKG, berikut adalah rincian lengkapnya:
Baca juga: Nanti Malam, Ada Bulan Purnama Strawberry dan Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana mulai (P1)
Puncak gerhana (Puncak)
Gerhana berakhir (P4)
Baca juga: Benarkan Gerhana Bulan Sebabkan Banjir Rob, Ini Penjelasan BMKG
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa durasi gerhana dari fase gerhana mulai (P1) hingga gerhana berakhir (P4) adalah 3 jam 18 menit 17 detik.
Gerhana bulan penumbra 6 Juni ini merupakan anggota ke-67 dari 71 anggota pada seri Saros 111.
Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah gerhana bulan penumbra 26 Mei 2002.
Adapun gerhana bulan yang akan datang dan berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah gerhana bulan penumbra 17 Juni 2038.
Baca juga: Gerhana Bulan: Pengertian, Proses, dan Penampakannya di Indonesia
Mengutip laman laman resmi NASA, selain Gerhana Bulan Penumbra juga ada fenomena Strawberry Moon atau Bulan Stroberi.
Nama ini disebutkan oleh suku Algonquin karena bertepatan dengan musim panen stroberi yang relatif singkat di AS bagian timur laut.
Sebelum gerhana bulan penumbra, BMKG mencatat sejumlah fenomena gerhana lain yang akan dapat diamati dari Indonesia, yaitu gerhana matahari cincin (GMC) 21 Juni 2020 dan gerhana bulan penumbra (GBP) 20 November 2020.
Baca juga: Foto-foto Gerhana Bulan Penumbra Sabtu Dini Hari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.