"Selama bulan Maret dan April kami melabeli peringatan pada sekitar 90 juta konten terkait Covid-19 dan label ini telah membuat orang berhenti melihat 95 persen konten," katanya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Facebook Diluncurkan, Bagaimana Kisah Awalnya?
Pihak Facebook akan memberitahu siapapun yang menyukai, membagikan, atau mengomentari postingan yang telah dihapus itu.
Sementara itu Twitter mengatakan bahwa mereka memprioritaskan penghapusan konten Covid-19 ketika postingan itu memiliki ajakan untuk melakukan tindakan yang berpotensi menyebabkan bahaya.
Akan tetapi Twitter tidak mengambil tindakan penegakan hukum pada setiap twit yang berisi informasi yang tak lengkap atau diperdebatkan tentang Covid-19.
Baca juga: Viral Unggahan Lelang Keperawanan di Twitter, Mengapa Warganet Tertarik Lakukan Prank?
Sejak 18 Maret, Twitter membuat teknologi dengan sistem otomatis yang menargetkan perilaku spam atau manipulatif.
Baik Twitter dan Facebook menghadapi pertanyaan dari sub-komite Media Budaya dan Olahraga Digital Inggris mengenai cara mereka menangani kesalahan informasi virus corona.
Anggota parlemen tidak senang dengan hal itu dan mereka menuntut jawaban yang lebih rinci.
Baca juga: Trending Topic Taufik Hidayat dan Lingkaran Korupsi di Kemenpora...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.